Bapanas Bantah Perpanjangan Bansos Pangan Karena Pemilu

Bansos pangan beras sudah dilakukan sejak tahun lalu.

Bapanas Bantah Perpanjangan Bansos Pangan Karena Pemilu
Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Plt Menteri Pertanian Arief Prasetyo Adi melihat tanaman padi di Desa Ciasem Girang, Ciasem, Subang, Jawa Barat, Minggu (8/10). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Badan Pangan Nasional (Bapanas) membantah bahwa penyaluran bantuan sosial (bansos) pangan beras yang dilakukan hingga Maret nanti karena Pemilu 2024.

Kepala Bapanas. Arief Prasetyo Adi, menyatakan bansos pangan beras tersebut telah dijalankan sejak tahun lalu, yang kemudian dilanjutkan hingga tahun ini. Selain ditujukan untuk stabilitas harga, bansos itu disalurkan agar masyarakat menegah ke bawah bisa tetap mendapat beras yang harganya masih tinggi.

“Bantuan pangan beras dilaksanakan bukan karena Januari-Februari-Maret ini jelang Pemilu. Ini dari tahun lalu pun juga sudah ada, dan ini akan terus dikerjakan. Sampai nanti akan terus dikerjakan karena saudara-saudara kita yang 22 juta [keluarga penerima manfaat] ini memang sangat memerlukan," kata Arief dalam siaran persnya, Kamis (1/2).

Terkait stok beras, dia mengatakan berdasarkan Kerangka Sampel Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras pada Maret nanti diproyeksikan dapat menyentuh 3,5 juta ton.

Angka tersebut telah melebihi kebutuhan konsumsi nasional beras bulanan yang mencapai 2,5 juta ton. Dia juga memastikan rencana impor akan dihentikan jika produksi dalam negeri mencukupi.

“Maret itu sudah mulai panen 3,5 juta ton di atas kebutuhan nasional sebesar 2,5 juta ton per bulan, sehingga pada saat itu kita akan stop impor. Kita akan stop impor dan serap beras padi lokal untuk tetap mempertahankan harga di tingkat petani itu baik," ujarnya.

Bapanas bantah impor menurunkan nilai tukar petani

Dia menampik anggapan sebagian pihak bahwa masuknya beras yang berasal dari pengadaan dari luar negeri telah memukul harga gabah di tingkat petani. Menurutnya, Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP) pada Desember 2023 dinilai meningkat signifikan oleh BPS dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

"Kalau ada yang menyampaikan harga di tingkat petani jatuh di bawah, tidak benar. Hari ini confirmed harga di tingkat petani, NTPP itu, harga terbaik di tahun ini. Harga di petani tinggi, gabah di atas Rp7.000, ada yang Rp8.000," ujarnya.

Kebutuhan biaya untuk mengimpor 2 juta ton beras untuk keperluan cadangan beras pemerintah (CBP) mencapai sekitar Rp20 triliun.


 

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

Most Popular

Emas Menguat Setelah Data Inflasi AS Lebih Rendah Dari Ekspektasi
Punya Sisa Dana Rp9 T, Bukalapak Buka Peluang Bisnis Baru
Patrick Walujo Soal Dugaan Fraud e-Fishery: Ini Memalukan
Saham Naik 276% Sejak IPO, BEI Suspensi RATU Hari Ini!
Harga Saham BBRI Sempat Lama Anjlok, Ini Penyebabnya
Saham BBRI Kembali Naik Jadi Rp4.210, Kini Diburu Asing