Bapanas Tutup Defisit 2,8 Juta Ton Beras Awal 2024 dengan Impor
Pemerintah terus lakukan pendekatan dengan beberapa negara.
Jakarta, FORTUNE - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, mengatakan akibat dampak El Nino, defisit persediaan beras nasional mencapai sekitar 2,8 juta ton pada Januari hingga Februari 2024. Kekurangan tersebut akan dipenuhi melalui impor pengadaan beras.
"Kita akan cover dengan yang carry over 2023 dan importasi yang masuk di 2024," kata dia lewat keterangan resmi, dikutip Jumat (19/1).
Carry over importasi 2023 tersebut akan menjadi penambah kuota pada 2024 ini. Dengan demikian, penjajakan ke negara-negara tetangga akan terus dilakukan.
"Jadi [impor] dari Vietnam, dari Thailand, kemudian tadi kami juga melaporkan bahwa akan menindaklanjuti ke beberapa yang sudah bicara dengan Bapak Presiden [Joko Widodo], [misalnya] yang dari Cina," kata Arief.
Langkah importasi beras tambahan 2024
Arief juga mengatakan syarat importasi dapat dilaksanakan asalkan harga di tingkat petani terjaga baik dan masuk sebelum panen raya.
Dia juga telah melaporkan kepada Jokowi mengenai importasi tambahan pada 2024 sebanyak 2 juta ton beras, sehingga presiden memberikan catatan bahwa harga beras di tingkat petani tetap dijaga baik.
“Jadi balance itu, mudah-mudahan bisa di-cover. Lalu ada catatan: sebelum panen raya [importasi] sudah harus masuk," ujarnya.
Upaya untuk senantiasa menjaga harga petani menjadi fokus pemerintah ke depannya. Importasi beras yang dilaksanakan demi memastikan stok CBP yang kuat, akan beriringan dengan terjaganya harga pada tingkat petani.
"Stok beras kita cukup sampai peak season nanti. Kita tahu bulan depan ada Pemilu, Maret ada Ramadan, dan April nanti Idulfitri. Untuk angka panen di awal Januari sudah ada proyeksinya, jadi angkanya dekat-dekat 1 juta ton," kata Arief.
Dengan adanya stok CBP yang aman, diproyeksikan akan dipergunakan untuk berbagai program selama 2024. Mulai dari pelaksanaan program Bantuan Pangan beras kepada 22 juta keluarga dengan kebutuhan total 1,3 juta ton untuk dua tahapan atau 6 bulan.
Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ditargetkan menggunakan 1,2 juta ton dari stok CBP yang dijaga Perum Bulog. Selama Januari-Maret ini, SPHP akan dimaksimalkan sebanyak 200.000 ton tiap bulannya.