Cadangan Pangan Rendah, Bapanas Akui Sulit Intervensi Pasar

Usulkan dana talangan ke Kemenkeu buat BUMN Pangan.

Cadangan Pangan Rendah, Bapanas Akui Sulit Intervensi Pasar
Stok beras di gudang Bulog di Padang, Sumatra Barat. ANTARA FOTO/Muhammad Arif Pribadi
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • Cadangan pangan pokok pemerintah rendah, intervensi harga tidak maksimal
  • Bapanas dorong BUMN tambah modal dengan pinjaman murah, daerah tingkatkan kerja sama
  • Bapanas usulkan dana talangan dengan subsidi murah dari Kemenkeu untuk BUMN Pangan

Jakarta, FORTUNE - Badan Pangan Nasional atau Bapanas mengakui cadangan sejumlah pangan pokok yang dikelola pemerintah melalui Perum Bulog dan ID Food cukup rendah. Kondisi itu membuat intervensi kenaikan harga sejumlah pangan itu tidak maksimal.

Sekretaris Utama Bapanas, Sarwo Edhy, mengatakan cadangan beberapa pangan yang dikelola pemerintah memang cukup rendah. Penyebabnya adalah modal badan usaha milik negara (BUMN) yang mengelola Cadangan Pangan tersebut menipis.

Untuk itu, Bapanas mendorong BUMN pangan menambah modal melalui pinjaman murah atau nonkomersial berskema subsidi bunga. Bapanas juga meminta daerah minus dan surplus pangan meningkatkan kerja sama untuk menstabilkan stok dan harga pangan tersebut.

“Sejumlah daerah juga telah menandatangani MoU (nota kesepahaman) dengan sejumlah petani unggulan, terutama cabai dan bawang merah. BUMN pangan juga telah bekerja sama dengan badan usaha milik daerah atau pelaku usaha pangan pokok,” kata dia dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah yang digelar Kementerian Dalam Negeri yang disiarkan secara virtual, Senin (9/9).

Per 6 September 2024, cadangan pangan pemerintah, menurut Bapanas, meliputi Beras sekitar 1,45 juta ton, jagung 119.098 ton, dan kedelai 1 ton. Adapun untuk bawang merah, cabai, dan bawang putih, pemerintah sama sekali tidak memiliki cadangan.

Selain itu, Sarwo menyebut bahwa pihaknya telah mengusulkan kepada Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk menyiapkan dana talangan dengan subsidi murah.

Dengan begitu, kata dia, BUMN Pangan dapat bergerak lebih luas dalam menyiapkan cadangan pangan dengan tidak menggunakan bunga komersial.

“Sehingga dana ini in-hold, jadi tidak hilang, tetapi dengan bunga rendah. Ini yang sedang kami upayakan,” ujarnya.
 

Kondisi perberasan nasional

Sarwo juga menjelaskan kondisi perberasan nasional berdasarkan Proyeksi Neraca Pangan Nasional Tahun 2024 yang dimutakhirkan per 23 Agustus 2024. Stok beras nasional dalam kondisi aman jika perkiraan produksi beras nasional sepanjang tahun ini mencapai 30,86 juta ton dan impor 3,6 juta ton beras terealisasi.

Berdasarkan acuan itu, dan konsumsi beras tahunan 31,21 juta ton, stok beras nasional pada akhir 2024 diperkirakan mencapai 8,13 juta ton.

Stok itu cukup untuk memenuhi kebutuhan beras selama 2,5 bulan atau hingga panen raya padi tahun depan.

“Saat ini, beras impor yang didatangkan sebanyak 2,7 juta ton. Jika produksi beras dalam negeri tidak sesuai target, kami akan merealisasikan sisa kuota impor beras (850.000 ton),” kata Sarwo.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Beban Kerja Tinggi dan Gaji Rendah, Great Resignation Marak Lagi
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil