Jakarta, FORTUNE - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, mengungkap rencana untuk merampingkan jumlah BUMN Karya guna meningkatkan efisiensi dan efektivitas bisnis pada sektor konstruksi.
Dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR, Erick menegaskan langkah refocusing ini menjadi bagian dari strategi besar menyehatkan perusahaan pelat merah pada sektor infrastruktur.
“Saya sepakat karya kita akan refocusing, tentu tekanannya akan besar, karena itu waktu itu kita pernah mengusulkan tujuh menjadi tiga karya,” ujar Erick, Kamis (13/2).
Menurutnya, penyederhanaan jumlah BUMN karya melalui Merger menjadi solusi yang lebih efektif dibanding mempertahankan banyak entitas dengan beban keuangan yang terus meningkat.
Erick juga menyoroti peran Rancangan Undang-Undang Badan Usaha Milik Negara (RUU BUMN) tentang perubahan ketiga atas Undang-undang Nomor 19 tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam mempercepat proses merger.
“Mungkin dengan RUU BUMN yang baru, karena itu proses merger dan lain-lainnya itu kan bisa lebih cepat. Yang kemarin memakan 2-3 tahun karena proses banyak kementerian, mungkin kita proses mergernya bisa lebih cepat, kalau memang RUU BUMN itu berlaku,” katanya.
Saat ini rencana awalnya adalah tujuh BUMN karya disusutkan menjadi tiga. Erick tidak menutup kemungkinan adanya perubahan lebih lanjut dalam prosesnya.
“Kalau saya melihat dari tujuh ke tiga sampai hari ini masih bisa kalkulasinya baik, tapi kalau nanti kita lihat 2-3 bulan ini seperti apa, bukan tidak mungkin efisiensi merger karya dari tiga bisa saja ke dua, bahkan ke satu, tapi ini masih perlu kajian,” ujarnya.
Keputusan akhir masih menunggu waktu
Dengan langkah ini, pemerintah berharap BUMN karya yang tersisa bisa lebih kuat secara finansial dan mampu beroperasi lebih efektif dalam menjalankan proyek-proyek infrastruktur strategis nasional.
Meski demikian, keputusan akhir terkait jumlah entitas yang akan digabung masih menunggu kajian lebih lanjut dan perkembangan regulasi yang mendukung.
Pembentukan holding BUMN Karya dilakukan agar setiap perusahaan memiliki spesialisasi dan menghindari persaingan di sektor serupa. Dengan demikian, kinerja keuangan perusahaan BUMN karya dapat kembali sehat.
Sebelumnya, Erick Thohir mengatakan bahwa Hutama Karya dan Waskita Karya akan berfokus pada proyek jalan tol, non-tol, bangunan pemerintah, dan juga perumahan.
Sementara itu PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) dan PT PP (Persero) Tbk. (PT PP) akan berfokus pada proyek pelabuhan, bandara, dan akan tetap masuk sektor perumahan karena masih ada aset-aset yang tertinggal sebelumnya.
Lalu penggabungan PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) dan PT Nindya Karya (Persero) akan berfokus pada proyek pembangunan infrastruktur air, rel, dan beberapa konteks lainnya.