Harga Baru Beras dan Jagung Berlaku 15 Januari dan Awal Februari

Kebijakan ditujukan melindungi nilai tukar petani.

Harga Baru Beras dan Jagung Berlaku 15 Januari dan Awal Februari
Stok beras di gudang Bulog di Padang, Sumatra Barat. ANTARA FOTO/Muhammad Arif Pribadi
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • HPP gabah berlaku mulai 15 Januari 2025, sedangkan HPP jagung efektif diberlakukan per 1 Februari 2025.
  • Harga gabah ditetapkan Rp6.500 per kilogram, sementara HPP jagung Rp5.500 per kilogram.

Jakarta, FORTUNE - Pemerintah resmi menetapkan harga pembelian pemerintah (HPP) untuk gabah dan Jagung guna melindungi harga hasil panen petani.

Keputusan ini diumumkan oleh Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan setelah rapat terbatas bersama Presiden Prabowo Subianto.

Zulkifli menjelaskan HPP gabah akan berlaku mulai 15 Januari 2025, sedangkan HPP jagung efektif diberlakukan per 1 Februari 2025. Keputusan ini diambil untuk memastikan kesiapan Bulog dalam menyerap hasil panen petani.

“Harga gabah ditetapkan Rp6.500 per kilogram, dan Bulog akan membeli Beras dari pabrik-pabrik penggilingan seharga Rp12.000 per kilogram. Kebijakan ini efektif mulai 15 Januari 2025,” kata Zulkifli dalam acara konferensi pers di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Senin (6/1).

Menurutnya, penetapan waktu tersebut memberikan kesempatan bagi Bulog mempersiapkan mekanisme serapan hasil panen petani.

Sementara itu, untuk jagung pemerintah menetapkan HPP sebesar Rp5.500 per kilogram. Namun, kebijakan ini baru akan berlaku efektif pada 1 Februari 2025, bertepatan dengan perkiraan dimulainya panen jagung pada 2025.

“Kalau diberlakukan sekarang, stok jagung lama yang terserap, bukan hasil panen baru. Tujuan kita adalah memastikan jagung hasil panen petani terserap dengan baik,” ujar Zulkifli.

Cadangan beras dan jagung SPHP

Selain penetapan HPP, pemerintah juga mencadangkan 250.000 ton jagung dan 100.000 ton kedelai untuk kebutuhan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Untuk beras, pemerintah akan menyalurkan 160.000 ton per bulan selama Januari dan Februari 2025.

Penyaluran tambahan selama empat bulan berikutnya akan diputuskan berdasarkan kondisi panen dan musim kemarau.

“Kami tidak ingin distribusi SPHP mengganggu harga di musim panen. Keputusan tambahan empat bulan itu akan dirapatkan lagi bersama-sama,” kata Zulkifli.

Dia juga menekankan pentingnya menjaga semangat petani dalam menanam jagung.

“Sekarang semangat petani luar biasa. Kita tidak ingin semangat ini luntur gara-gara impor bahan-bahan yang justru mengganggu produksi jagung dalam negeri,” ujarnya.

Dengan kebijakan ini, pemerintah berharap dapat memberikan kepastian harga bagi petani dan menjaga stabilitas pasokan pangan nasional. Langkah ini juga diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan petani serta memperkuat ketahanan pangan Indonesia.

Magazine

SEE MORE>
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024

Most Popular

RI Gabung BRICS, Kadin: Tambah Tanggung Jawab Baru
Alasan Bukalapak Tutup Marketplace, Jualan Produk Digital
8 Saham dalam Program Makan Bergizi Gratis, Bakal Naik?
Brasil Umumkan Indonesia Resmi Jadi Anggota BRICS
Negosiasi Apple ke RI Terlaksana, Pemerintah Minta 4 Syarat
Apakah Investasi SBN Bisa Rugi? Ini Risiko dan Keuntungannya