Kementan Ungkap Langkah Strategis Kejar Swasembada Pangan
Intensifikasi dan ekstensifikasi jadi dua strategi utama.
Jakarta, FORTUNE – Kementerian Pertanian (Kementan) mengungkapkan sejumlahlangkah strategis untuk mencapai target Swasembada Pangan menyusul arahan Presiden Prabowo Subianto dalam pidato pelantikan.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mengatakan Kementan akan menerapkan dua strategi utama adalah intensifikasi dan ekstensifikasi yang didukung dengan pertanian modern, sumber daya manusia, serta kolaborasi. “Target kita di 2025 cetak sawah 1 juta hektare,” ujarnya seperti dikutip dari laman Kementan, Senin (28/10).
Khusus untuk ektensifikasi, Kementan menargetkan untuk mencetak 3 juta hektare sawah baru pada periode 2024-2029. Hal ini diyakini akan menjadi langkah krusial untuk memperluas area produksi beras di tengah jumlah penduduk yang terus meningkat pesat, mengurangi impor bahan pangan, serta penciptaan lapangan kerja baru.
Selain itu, transformasi menuju pertanian modern juga akan menjadi kunci penting untuk meningkatkan produktivitas nasional. Ia percaya bahwa pemanfaatan teknologi akan meningkatkan produksi hingga dua kali lipat dengan biaya produksi yang semakin bisa ditekan.
Salah satu teknologi yang dimanfaatkan dalam proses menuju swasembada pangan adalah sata spasial yang akan membantu para petani dalam mendapatkan pupuk bersubsidi, agar tepat sasaran. Untuk itu, Kementan pun menggandeng Badan Informasi Geospasial (BIG) dalam program intesifikasi ini.
Sumber daya manusia juga memiliki peran tak kalah pentingnya untuk berkontribusi dalam membangun sektor pertanian. “Cara membuat mereka terlibat di pertanian yaitu buat sektor pertanian menguntungkan. Kalau dia untung, dia produksi,” katanya.
Dukungan sektor lain
Tahun ini, Kementan melakukan refocusing anggaran untuk mencapai target produksi beras, hingga Rp1,7 triliun, sebagai bagian dari percepatan produksi pangan. Hal ini pun berdampak pada surplus produksi 1,13 juta ton beras dengan nilai total mencapai Rp13,57 triliun, termasuk peningkatan produksi beras di Agustus-Oktober 2024 yang tercatat BPS.
Untuk mendukung target swasembada pangan, Amran mengungkapkan bahwa kebijakan lain dari berbagai sektor pun menjadi pendukung penting, seperti Program Makan Siang Bergizi dan Pekarangan Pangan Bergizi yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pangan masyarakat; sampai Program Mandiri Energi untuk Pertanian Berkelanjutan sektor pertanian, yang mengurangi emisi karbon.
Kementerian Pertanian akan menyusun regulasi dan berkolaborasi dengan berbagai pihak. Hal ini dilakukan guna memastikan produktivitas pertanian optimal dan petani sejahtera.
“Kita tidak boleh egoisme sektoral, kalau perlu kita satu komando. Pertanian tidak mungkin swasembada tanpa kolaborasi dengan sektor lain,” kata Amran.
Dengan strategi komprehensif ini, Kementerian Pertanian merealisasikan swasembada pangan sebagai pondasi ketahanan nasional, guna mewujudkan Indonesia yang lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangannya dan meningkatkan kesejahteraan petani.