Jakarta, FORTUNE - Pemerintah optimistis dapat mencapai target realisasi Investasi sebesar Rp1.905,6 triliun pada 2025, meningkat 15,5 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan P. Roeslani, menyatakan hilirisasi industri akan tetap menjadi prioritas utama dalam mendorong investasi masuk ke Indonesia.
“Prioritas investasi tentunya hilirisasi, karena potensinya sangat tinggi. Selain itu, sektor ini juga menciptakan lapangan pekerjaan yang terus meningkat serta berorientasi ekspor,” kata Rosan dalam acara konferensi pers, Jumat (31/1).
Lebih lanjut, Rosan menekankan bahwa investasi pada sektor hilirisasi tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia melalui transfer teknologi dan pengetahuan.
“Ini adalah hal yang sangat positif bagi kita semua. Selain itu, kita juga ingin investasi yang menciptakan lapangan kerja dalam jumlah besar,” ujarnya.
Insentif pajak untuk tarik lebih banyak investasi
Untuk menarik lebih banyak investasi yang berdampak luas pada penciptaan lapangan kerja, pemerintah tengah membahas berbagai insentif dengan Kementerian Keuangan. Rosan menjelaskan pemerintah tidak hanya melihat besaran modal yang masuk, tetapi juga mempertimbangkan dampak terhadap tenaga kerja nasional.
“Kami sedang berdiskusi dengan Kementerian Keuangan mengenai bagaimana memberikan insentif, termasuk tax holiday dan tax allowance. Meskipun investasi yang masuk tidak terlalu besar, jika mampu menciptakan banyak lapangan kerja, maka mereka juga bisa mendapatkan insentif,” katanya.
Pemerintah berharap strategi ini dapat mendorong lebih banyak investasi berkualitas yang mampu memperluas kesempatan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Optimisme terhadap pencapaian target investasi 2025 juga didukung oleh tren peningkatan investasi asing langsung (FDI) di kawasan ASEAN. Rosan mengungkapkan bahwa pada 2023, FDI yang masuk ke ASEAN mencapai US$230 miliar dan diperkirakan meningkat menjadi US$240 miliar pada 2024.
“Saat ini, investasi asing yang masuk ke Indonesia berkisar 14-15 persen dari total FDI di ASEAN. Padahal, kontribusi Indonesia terhadap perekonomian ASEAN mencapai 40 persen. Artinya, kita masih memiliki ruang yang besar untuk menarik lebih banyak investasi,” ujar Rosan.
Membangun optimisme investasi pada 2025
Menutup pernyataannya, Rosan mengatakan kunci utama menarik lebih banyak investasi baru adalah menjaga kepercayaan investor yang sudah ada. Menurutnya, investor yang telah menanamkan modalnya di Indonesia dapat menjadi duta investasi yang efektif demi menarik minat pelaku usaha lainnya.
“Kami sangat menghargai investor yang telah berinvestasi di Indonesia. Kita harus menjaga kepercayaan mereka agar mereka bisa menjadi ambassador investasi bagi negara kita,” kata Rosan.
Pemerintah juga berkomitmen untuk menciptakan iklim investasi yang transparan, kompetitif, dan terbuka bagi seluruh pihak. Di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, Indonesia akan terus membangun kebijakan yang mendukung investasi berkelanjutan dan bertanggung jawab.
“If you invest in Indonesia, you invest for the future. Anda tidak hanya berinvestasi untuk saat ini, tetapi juga bagi generasi mendatang,” ujar Rosan.