Kemendag Tegur Tiga Importir Gula karena Lambat Impor

Mayoritas gula konsumsi berasal dari Thailand dan Brasil.

Kemendag Tegur Tiga Importir Gula karena Lambat Impor
Shutterstock/Avatar_023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • Kementerian Perdagangan mengirim surat teguran ke tiga perusahaan karena lambat melakukan impor.
  • Surat teguran diberikan kepada importir yang belum merealisasikan kuota impor yang disetujui.
  • Perusahaan yang diberi surat teguran adalah PT Sukses Mantap Sejahtera, PT Gunung Madu Plantations, dan PT Pemukasakti Manis Indah.

Jakarta, FORTUNE – Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah mengirimkan surat teguran ke tiga perusahaan karena lambat dalam melakukan impor. 

Surat teguran itu diberikan karena importir telah mendapatkan persetujuan impor (PI), tetapi sama sekali tidak merealisasi kuota impor yang telah disetujui.

"Kami telah mengeluarkan surat teguran kepada 3 importir pemilik persetujuan impor gula kristal mentah untuk diolah menjadi gula kristal putih, yang sampai dengan akhir April 2024 masih belum merealisasikan impornya sama sekali," kata Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Kemendag, Bambang Wisnubroto, dalam rapat koordinasi inflasi yang disiarkan secara virtual, Senin (27/5).

Ketiga perusahaan atau importir yang diberikan surat teguran adalah PT Sukses Mantap Sejahtera melalui Surat Nomor HM.0203/92/DAGLU/SD/04/2024 tanggal 30 April 2024, PT Gunung Madu Plantations melalui Surat Nomor HM.0203/93/DAGLU/SD/04/2024 tanggal 30 April 2024, dan PT Pemukasakti Manis indah melalui Surat Nomor HM.0203/94/DAGLU/SD/04/2024 pada 30 April 2024.

Realisasi impor gula masih di bawah target

Kemendag menyatakan hingga 27 Mei 2024 telah menerbitkan persetujuan impor gula sebanyak 529.550 ton atau setara gula kristal putih (GKP).

Dari jumlah izin impor tersebut, realisasinya baru mencapai 380.240 ton GKP atau setara 71,8 persen dari izin yang diterbitkan. 

Pemerintah menetapkan kebutuhan impor gula konsumsi 2024 sebanyak 708.609 ton setara GKP. Mayoritas impor gula konsumsi berasal dari Thailand dan Brasil.

Bambang mengatakan seiring dengan impor gula yang didorong masuk, musim giling tebu juga akan dimulai. Ia meyakini kebutuhan gula hingga Juli dan Agustus akan terpenuhi. Dengan begitu, harga gula diyakini akan mengalami penurunan.

Dia juga juga telah melakukan koordinasi dengan Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk mendorong para importir yang memiliki persetujuan impor agar segera merealisasikan impor dan mendistribusikannya ke pasar, dan lalu memperhatikan realisasi impor gula konsumsi 380.280 GKP. 

Diperkirakan impor gula konsumsi akan mencukupi kebutuhan dalam negeri untuk Juni hingga Juli 2024, "karena saat ini memasuki musim giling dan harga di pasaran akan terkoreksi turun," kata Bambang.

Data dari Panel Harga Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) menunjukkan rata-rata harga gula konsumsi secara nasional hari ini naik tipis 0,05 persen menjadi Rp18.360 per kilogram.

Harga gula tersebut masih di atas fleksibilitas penjualan harga gula pada ritel modern yang ditetapkan sebesar Rp17.500 per kilogram.
 

Related Topics

Gula ImporKemendag

Magazine

SEE MORE>
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024

Most Popular

35 Ucapan Maulid Nabi Muhammad 2024, Penuh Makna!
Meninjau Valuasi Spin-Off Anak Usaha Adaro dan Dampaknya
Adhi Karya Digugat PKPU Gara-Gara Proyek Hambalang
Apakah Uang Rp100 Ribu Bisa investasi? Ini Pilihannya
Mobil BYD Mulai Banyak Terlihat di Jalan, Ini Data Impornya
Tiga Pesan Penting Sidang Kabinet Terakhir Jokowi di IKN