Kemenperin Klaim Kebutuhan Gula Industri dan Konsumsi Masih Cukup

Konsumsi rumah tangga belum terdampak.

Kemenperin Klaim Kebutuhan Gula Industri dan Konsumsi Masih Cukup
Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika (kiri) memperhatikan proses produksi gula PT Pratama Nusantara Sakti (PT PNS) di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, beberapa waktu lalu. (Dok. Istimewa)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menanggapi masalah kenaikan harga gula mentah yang mencapai 55 persen menjadi 28 sen (dolar AS) per pon dari semula 18 sen (dolar AS) per pon.

Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika, mengatakan kenaikan harga gula tersebut belum berdampak terhadap kondisi di dalam negeri, terutama untuk konsumsi rumah tangga. Apalagi, kebutuhan gula industri saat ini juga masih tercukupi.

Padahal, bila berkaca pada pengalaman tahun sebelumnya, beberapa pelaku industri pada akhir tahun biasanya mengalami kekurangan gula untuk bahan baku.

“Sampai akhir 2023 semunya masih baik dan tidak mengalami kekurangan bahan baku,” kata dia dalam konferensi pers yang disiarkan secara virtual, Kamis (28/12).

Dia membeberkan strateginya dalam mengantisipasi gejolak harga gula di dalam negeri. Hal ini dimulai sejak akhir 2022, dengan melakukan carry over stok gula untuk industri untuk digunakan pada 2023. Dampak dari kebijakan tersebut telah nampak saat ini.

“Walaupun ada masalah El-Nino, kita masih bisa berproduksi gula tebu cukup baik,” ujarnya.

Mengingat pada 2024 adalah tahun politik, Putu menyakini kebutuhan gula industri dan konsumsi juga masih akan tercukupi.

“Bahan baku terjaga dengan bagus, terutama gula masih terus berproses dengan bagus,” katanya.

Impor gula untuk penuhi kebutuhan

Berdasarkan data Asosiasi Gula Indonesia (AGI), produksi gula nasional pada 2023 diprediksi turun menjadi 2,25 juta ton dibandingkan dengan produksi 2022 yang mencapai 2,386 juta ton. Dengan kebutuhan gula konsumsi 3,2 juta ton per tahun, berarti akan terjadi defisit gula 950.000 ton, yang berusaha ditutupi lewat impor. 

Tahun ini kuota impor gula ditetapkan mencapai 1,01 juta ton. Perinciannya:  gula mentah dan konsumsi yang diizinkan impornya itu masing-masing 796.000 ton dan 215.800 ton

Sedangkan untuk realisasi hingga pekan pertama Desember 2023: 57,2 persen untuk konsumsi, dan 79,1 persen untuk gula industri.

Berdasarkan data Panel Harga Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), harga rata-rata nasional gula konsumsi pada pekan IV Desember 2023 mencapai Rp17.300 per kilogram.

Magazine

SEE MORE>
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024

Most Popular

OPEC+ Sepakat Tunda Kenaikan Produksi Minyak Hingga November
Bisnis Manajemen Fasilitas ISS Tumbuh 5% saat Perlambatan Ekonomi
7 Jet Pribadi Termahal di Dunia, Harganya Fantastis!
Gagal Tembus Resisten, IHSG Diprediksi Konsolidasi
Fitur AI Jadi Alasan Canva Naikkan Harga hingga 300%
Pertamina Siapkan 15 Persen Belanja Modal untuk Transisi Energi