Menlu Sugiono Ungkap Rusia Akan Bantu RI Percepat Keanggotaan BRICS

Beberapa tahapan harus dilalui untuk jadi anggota BRICS.

Menlu Sugiono Ungkap Rusia Akan Bantu RI Percepat Keanggotaan BRICS
Menteri Luar Negeri Sugiono mengikuti rapat kerja dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (2/12). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • Menteri Luar Negeri Sugiono mendapat dukungan dari Rusia untuk bergabung dengan BRICS saat KTT ke-16 di Kazan.
  • Proses menjadi anggota BRICS melalui tahapan niat bergabung, menjadi anggota prospektif, diundang sebagai anggota, hingga mencapai status negara anggota penuh.

Jakarta, FORTUNE - Indonesia semakin serius dalam upayanya menjadi anggota persekutuan ekonomi BRICS (Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan). 

Saat rapat kerja dengan Komisi I DPR, Menteri Luar Negeri, Sugiono, menyatakan sempat berbicara dengan Rusia dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS ke-16 di Kazan, Rusia.

Menurutnya, dalam pertemuan tersebut, Rusia sebagai anggota awal menyatakan dukungan kepada Indonesia untuk dapat bergabung dengan BRICS.

“Saya sempat berbincang dengan Presiden Putin dan Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov. Mereka menyatakan kesediaan untuk membantu aksesi Indonesia ke BRICS dan mempercepat prosesnya,” kata Sugiono.

Padahal, kata dia, berdasarkan informasi yang beredar pada dua bulan sebelum dilakukan KTT di Kazan, BRICS belum akan menerima keanggota negara baru.

“Tetapi pada saat kita menyampaikan atensi kita untuk bergabung dengan BRICS, original members ini semuanya menyambut baik,” ujarnya. 

Menurut Sugiono, proses menjadi anggota BRICS terdiri dari beberapa tahapan yang telah diatur. Langkah pertama adalah menyampaikan niat bergabung yang akan dicatat sebagai negara tertarik (interested country).

Setelah itu, negara tersebut akan dibahas oleh anggota BRICS untuk menjadi anggota prospektif (prospective member), sebelum akhirnya diundang menjadi anggota undangan (invited member) dan mencapai status negara anggota penuh (member state).

Adapun status Indonesia pada BRICS masih sebatas interested country. Sugiono menegaskan bahwa proses selanjutnya akan dievaluasi oleh anggota BRICS berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.

“Mereka yang akan mengevaluasi prosesnya. Namun, satu hal yang perlu dicatat, BRICS menyesuaikan dengan hukum, tata cara, dan norma yang berlaku di negara calon anggota. Ini menunjukkan fleksibilitas yang memungkinkan kita bergabung tanpa harus sepenuhnya menyesuaikan dengan aturan mereka,” kata Sugiono.

Menlu menilai BRICS punya nilai yang sama dengan Indonesia

Ia mengungkapkan antusiasme anggota BRICS terhadap aksesi Indonesia cukup besar. Bahkan, dalam KTT BRICS terakhir, konsep partner countries yang melibatkan 13 negara diperkenalkan sebagai bentuk baru kerja sama.

“Kami melihat excitement yang besar untuk menerima Indonesia. Apa yang diperjuangkan di BRICS juga banyak sejalan dengan agenda internasional yang sering kita suarakan, seperti sistem multilateral yang lebih inklusif dan isu-isu kemerdekaan Palestina,” ujar Sugiono.

Indonesia melihat banyak kesamaan visi dengan BRICS, termasuk dalam upaya menciptakan sistem multilateral yang lebih adil dan inklusif. Selain itu, BRICS juga menjadi forum strategis untuk memberikan dukungan terhadap kemerdekaan Palestina, yang selama ini menjadi salah satu agenda utama diplomasi Indonesia.

“BRICS bisa menjadi media dan alat untuk memperjuangkan kepentingan kita, baik di bidang ekonomi maupun isu-isu global lainnya,” kata Sugiono.

Keputusan Indonesia untuk bergabung dengan BRICS, menurut Sugiono, adalah bagian dari implementasi politik luar negeri yang independen dan aktif. Meski ada beberapa suara yang menyarankan agar rencana ini ditinjau ulang, Indonesia tetap memegang teguh prinsip kedaulatan dalam menentukan mitra kerja sama demi kepentingan nasional.

“Masuknya Indonesia ke BRICS bukan berarti kita berpihak pada satu kekuatan tertentu atau menjadi bagian dari poros tertentu. Sebaliknya, kita ingin menjadi bridge builder, pihak yang mampu menjembatani kepentingan yang saling bertolak belakang,” ujarnya.

Dukungan Rusia menjadi elemen penting dalam mempercepat aksesi Indonesia. Sebagai salah satu pendiri BRICS, Rusia memiliki peran besar dalam menentukan arah kebijakan kelompok ini. Sugiono mengungkapkan bahwa dukungan ini menunjukkan adanya kepercayaan yang besar terhadap Indonesia sebagai mitra strategis di BRICS.

Related Topics

BRICSMenluRusia

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 02 December 2024
15 Bank Bangkrut di 2024, LPS Bayarkan Klaim Simpanan Rp735 Miliar
Harga Saham Bank Central Asia (BBCA) Hari Ini, 02 December 2024
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 02 December 2024
Harga Saham Bank Negara Indonesia (BBNI) Hari Ini, 02 December 2024
Apindo Khawatirkan Timbul Arus PHK Usai UMP 2025 Naik 6,5 Persen