Permukiman Kumuh Bermunculan di Sekitar Kawasan Industri Nikel

Perlu perbaikan signifikan dalam rencana dan bangun kawasan.

Permukiman Kumuh Bermunculan di Sekitar Kawasan Industri Nikel
Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa. (Tangkapan layar)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa, soroti pemukiman kumuh di sekitar kawasan industri nikel Morowali dan Weda Bay.
  • Pemukiman berkembang tanpa layanan dan infrastruktur dasar yang memadai, menimbulkan berbagai masalah lain seperti rendahnya aksesibilitas dan penurunan kualitas lingkungan hidup.
  • Suharso mendorong Pemda untuk menyusun rencana dengan pendekatan tematik, holistik, integratif, dan spasial agar sesuai dengan kebutuhan daerah dalam pengajuan Dana Alokasi Khusus tahun 2025.

Jakarta, FORTUNE - Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional/Menteri PPN, Suharso Monoarfa, menyoroti pemukiman kumuh yang tumbuh subur di sekitar kawasan industri Nikel seperti Morowali dan Weda Bay.

Pemukiman ini berkembang pesat tanpa diimbangi dengan layanan dan infrastruktur dasar yang memadai. "Contoh misalnya di kawasan industri seperti Morowali, Weda Bay dan sebagainya terdapat kawasan pemukiman yang berkembang pesat, tanpa diimbangi dengan layanan dan infrastruktur dasar yang dibutuhkan sehingga muncul kantong-kantong kekumuhan," kata Suharso saat acara Sosialisasi Arah Kebijakan Dana Alokasi Khusus Tahun 2025 yang disiarkan secara virtual, Jumat (14/6).

Suharso mengungkapkan, buruknya perencanaan pembangunan menyebabkan timbulnya berbagai masalah lain di daerah tersebut, seperti rendahnya aksesibilitas dan konektivitas antar wilayah, penurunan kualitas lingkungan hidup, tingginya kerawanan bencana, serta rendahnya kapasitas dan kualitas sosial ekonomi masyarakat yang sangat bergantung pada sektor industri.

Masalah-masalah ini menunjukkan perlunya perbaikan signifikan dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan di daerah-daerah tersebut.

Oleh karena itu, Suharso mendorong pemerintah daerah untuk memperhatikan sejumlah hal dalam pengajuan Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2025. Ia mengatakan bahwa Pemda perlu menyusun rencana dengan pendekatan tematik, holistik, integratif, dan spasial (THIS) agar sesuai dengan kebutuhan daerah.

Pemda perlu memformulasikan kebutuhannya

Selain itu, pemda juga perlu mengidentifikasi sumber-sumber pembiayaan untuk menyelesaikan isu-isu strategis seperti kawasan pemukiman.

"Kami harap sejak awal pemda dapat menyusun rencana untuk mendukung penyelesaian isu-isu strategis di daerah masing-masing," kata Suharso.

Pemda harus dapat  memformulasikan kebutuhan nyata daerah dan bersinergi dengan semua pihak, termasuk sektor swasta, untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut secara bertahap.

Kawasan industri nikel terintegrasi terbesar di Indonesia adalah Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) yang belokasi di Sulawesi Tengah.

Penataan IMIP terintegrasi dari hulu dengan pabrik produk derivatif utama yang berbasis nikel, seperti; baja nirkarat hingga baja karbon. Kawasan ini mempunyai luas hingga 3000 hektare dan bakal diperluas menjadi 6000 hektare.

Mirip dengan IMIP, kawasan Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) juga merupakan taman industrial terintegrasi berbasis komoditas nikel. Berlokasi di Weda Bay, Maluku Utara. Kawasan ini mempunyai luas hingga 5000 hektare.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

IDN Channels

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024