Jakarta, FORTUNE – Indonesia berencana membangun fasilitas kereta cepat yang menghubungkan Jakarta dengan Surabaya setelah meluncurkan Whoosh yang menghubungkan Jakarta dan Bandung. Proyek yang dinamakan Kereta Cepat Merah Putih ini rencananya akan melewati Cirebon dan Semarang.
Ketua Tim Peneliti Rancang Bangun dan Prototyping Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Agus Windharto, mengatakan penelitian tersebut telah berjalan selama tiga tahun. Pihaknya berfokus pada rancang bangun bagian eksterior dan interior kereta buatan dalam negeri ini.
Riset terhadap rancang bangun prototipe Kereta Cepat Merah Putih Jakarta - Surabaya dilakukan oleh tim peneliti dari Departemen Desain Produk Industri Institut Teknologi Sepuluh November (ITS).
“Lingkup pekerjaan kami adalah carbody, yaitu mulai dari ujung depan sampai ujung belakang, bagian luar dan bagian dalam,” kata Agus seperti dikutip dari akun YouTube LPDP RI, Selasa (10/10).
Pengembangan Kereta Cepat Merah Putih ini merupakan hasil kolaborasi antara Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA. Dana riset ini berasal dari pendanaan RISPRO LPDP sebesar Rp4,89 miliar.
Dari segi teknologi, Agus mengatakan rancang bangun yang dia siapkan mampu menunjang kecepatan kereta hingga mencapai maksimal 250 kilometer per jam dengan kecepatan rata-rata 200 kilometer per jam.
Dengan begitu, menurutnya, waktu tempuh Jakarta–Surabaya mencapai kurang dari lima jam.
Menggunakan carbody berbahan alumunium
Dia mengatakan perbedaan berat gerbong cukup signifikan bila dibandingkan dengan gerbong kereta konvensional. Agus menyatakan prototipe kereta cepat Merah Putih ini hanya memiliki bobot 40-45 ton per gerbong karena menggunakan bahan extruded aluminium alloy 6061.
Meski tidak menggunakan stainless steel, bukan berarti kualitasnya berkurang dan mengabaikan keselamatan. Semuanya telah dirancang dan dihitung sedemikian rupa dengan berbasis empat aspek wajib yang melekat, yaitu reliability, availability, maintainability, dan safety (RAMS).
“Ini nanti bisa dibangun di pabrik INKA Madiun,” ujarnya.
Meningkatkan kemandirian dalam negeri
Dengan pengembangan Kereta Cepat Merah Putih, menurut Agus, ke depan Indonesia tidak perlu lagi bersandar pada negara lain, khususnya soal prasarana kereta cepat. Agus mengatakan Indonesia telah mampu memproduksi dan tidak perlu lagi mengimpor.
"Suatu hari kita tidak bergantung lagi ke produk-produk impor misalnya kursi kereta api eksekutif yang banyak kita impor, sleeper set yang banyak kita impor, kita sudah bisa bikin di dalam negeri, dan juga teknologi carbody," ujarnya.
Riset rancang bangun dan prototyping Kereta Cepat Merah Putih telah melalui serangkaian tahap analisis dan uji digital yang siap dilanjutkan dengan proses produksi fisik.
Biaya produksi untuk dua carbody kereta cepat ini diperkirakan membutuhkan tidak kurang dari Rp80 miliar. Kereta cepat ditargetkan rampung dibuat pada 2025 dan melalui uji coba sistem pada 2026.