Wacana Subsidi KRL Berbasis NIK Bakal Menambah Beban Kelas Menengah

Kondisi banyak kelas menengah saat ini sudah pelik.

Wacana Subsidi KRL Berbasis NIK Bakal Menambah Beban Kelas Menengah
ANTARA FOTO/Fauzan/rwa.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • Menurut INDEF, perubahan skema subsidi KRL Jabodetabek dapat memperberat beban kelas menengah.
  • Direktur INDEF Eko Listiyanto: perubahan subsidi kemungkinan besar diiringi kenaikan tarif KRL, dan akan menekan daya beli kelas menengah.
  • Kelas menengah kemungkinan bingung atas kebijakan tidak sinkron.

Jakarta, FORTUNE - Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) menyampaikan kritik tajam terhadap rencana pemerintah yang akan menerapkan skema subsidi KRL Jabodetabek berbasis Nomor Induk Kependudukan (NIK) pada tahun depan. Kebijakan ini dinilai dapat memperberat beban kelas menengah yang telah mengalami tekanan dari berbagai kebijakan lainnya.

Direktur Pengembangan Big Data INDEF, Eko Listiyanto, menyatakan meskipun pemerintah belum memberikan pengumuman resmi, perubahan subsidi ini kemungkinan besar akan diiringi dengan kenaikan tarif KRL. Kondisi ini dipandang akan semakin menekan daya beli kelas menengah.

“Kelas menengah bisa semakin terpuruk di tengah perlambatan ekonomi. Menurut saya, wacana subsidi berbasis NIK ini kurang tepat saat kelas menengah sedang menghadapi kesulitan,” ujar Eko dalam diskusi INDEF secara virtual, Senin (9/9).

Eko juga menyoroti kebingungan yang dirasakan kelas menengah akibat kebijakan pemerintah yang dianggap tidak selaras dengan kebijakan lain. Misalnya, saat soal skema subsidi KRL berbasis NIK mengemuka, pemerintah juga mengisyaratkan adanya rencana pembatasan BBM bersubsidi. 

“Ada masalah ketidaktepatan subsidi BBM. Sekarang di KRL juga ada isu yang sama. Masyarakat mau beralih ke mana? Jika BBM dibatasi, publik diharapkan menggunakan transportasi umum, tapi transportasi umumnya juga diperketat," katanya.

Dengan beberapa wacana yang dilontarkan pemerintah itu, Eko menilai absennya koordinasi di antara para pengambil kebijakan. 

“Menurut saya ini belum saatnya [mengubah skema subsidi KRL]. OK, [subsidi] memang tidak tepat sasaran, tapi ini juga wacananya tidak tepat dilempar pada saat kelas menengah sedang menderita seperti sekarang,” ujarnya.

Tekanan lain bagi kelas menengah

Selain itu, Eko mengingatkan bahwa tekanan terhadap kelas menengah tidak berhenti pada masalah subsidi saja. Rencana kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen mulai tahun depan juga akan memperumit situasi mereka. Meskipun kenaikan ini belum diterapkan, konsumsi kelas menengah sudah mulai menunjukkan penurunan, dan itu berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi.

Jika kebijakan ini dilaksanakan tanpa mempertimbangkan kondisi ekonomi saat ini, Eko memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun depan bisa turun di bawah 5 persen.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk kelas menengah di Indonesia mencapai 47,85 juta orang pada 2024, turun dibandingkan 2023 yang mencapai 48,27 juta orang.

Respon KCI atas wacana kebijakan subsidi KRL

PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) akan menjalankan kebijakan subsidi KRL Jabodetabek berbasis Nomor Induk Kependudukan (NIK) jika sudah disepakati oleh pemerintah. Sebab, KCI yang juga bagian dari KAI masuk dalam Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

"Kami dari sisi KAI Commuter, tentu apa pun nanti yang menjadi kebijakan pemerintah—dalam hal ini Kementerian Perhubungan—itu tentu kami akan dukung, dan kami melaksanakan kebijakan tersebut," kata VP Corporate Secretary KCI, Joni Martinus, dalam keterangannya, Minggu (8/9).

Joni yakin pemerintah telah menggodok dengan baik setiap kebijakan yang dikeluarkan, berkaitan dengan upaya meningkatkan pelayanan KCI.

"Kita pasti sama-sama meyakini apa yang nanti diputuskan oleh pemerintah atau kebijakan nanti akan dibuat oleh pemerintah itu tentu akan berdampak pada peningkatan pelayanannya kepada masyarakat," ujar Joni.



 

Magazine

SEE MORE>
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024

IDN Channels

Most Popular

5 Perbedaan JKN, KIS dan BPJS Kesehatan, Harus Tahu!
Kejar Profit, Unilever Rombak Rantai Pasok Bisnis Home Care di Eropa
Data OJK: Warga Indonesia Banyak Tak Patuh Bayar Utang Paylater
Kemendag: Aplikasi Temu Bisa Dapat Izin jika Taati Aturan Permendag 31
Apple Belum Investasi Penuh di Indonesia, Halangi Masuknya iPhone 16
49.062 Orang Dapat Insentif Motor Listrik, Ini Cara Pengajuannya