Mendag Akui Daya Beli Masyarakat Turun Pengaruhi Deflasi Lima Bulan

Perlu stimulus bantuan untuk kelas menengah

Mendag Akui Daya Beli Masyarakat Turun Pengaruhi Deflasi Lima Bulan
Petugas melayani warga yang hendak mengambil cabai merah gratis saat operasi pasar murah di Pasar Km 5 Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (21/12). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • Penurunan daya beli masyarakat menjadi salah satu faktor deflasi selama lima bulan berturut-turut di Indonesia.
  • Diperlukan stimulus bantuan untuk kelas menengah agar daya beli mereka dapat meningkat kembali.
  • Tak senada dengan Zulkifli, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menyebut bahwa deflasi selama lima bulan tak menunjukkan penurunan daya beli.

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengungkapkan bahwa penurunan daya beli masyarakat menjadi faktor yang menyebabkan Indonesia mengalami Deflasi selama lima bulan berturut-turut. Di sisi lain, harga bahan pokok juga menurun akibat peningkatan produksi yang signifikan.

“Ini memang satu, supply-nya karena musim hujan, musim panas, produksinya cukup. Kedua, memang diakui daya beli agak turun," kata dia di sela acara Trade Expo Indonesia, ICE BSD, Tangerang, Rabu (9/10).

Namun, penurunan harga pangan yang terjadi justru menyebabkan kerugian bagi para pedagang pasar. Menurut Zulkifli, pedagang dihadapkan risiko besar yang berujung pada kerugian, akibat harga yang terlalu rendah ditambah dengan penurunan daya beli masyarakat.

“Memang ini saya keliling ke mana-mana, pasar, deflasi lima bulan ini berat bagi pedagang-pedagang seperti petani, cabai, bawang, itu rugi,” ujar Zulkifli.

Ia juga menambahkan, berbeda dengan situasi inflasi yang dapat diatasi dengan menekan harga tinggi menggunakan anggaran pemerintah daerah. Namun, saat terjadi deflasi, maka situasinya semakin buruk bagi pedagang.

Zulkifli menyebut masalah deflasi juga menjadi penting untuk digarisbawahi bagi pemerintahan mendatang, mengingat pemerintahan saat ini akan segera berakhir.

Sebagai contoh, pemerintah ke depan perlu untuk memperhatikan penurunan jumlah Kelas Menengah. Diperlukan stimulus bantuan untuk kelas menengah agar daya beli mereka dapat meningkat.

Bantuan yang diperlukan seperti mencakup bantuan sosial (bansos) dan kelanjutan Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Tak senada dengan Zulkifli, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian justru menuturkan bahwa deflasi selama lima bulan tak menunjukkan penurunan daya beli. Pasalnya, jika dibedah secara mendetail, komponen pembentuk inflasi justru menunjukkan daya beli yang masih terjaga.

Ia menjelaskan bahwa berdasarkan kelompok pengeluaran, terdapat sejumlah barang dan jasa nonprimer yang mengalami inflasi. Di samping itu, menurutnya, inflasi komponen harga bergejolak (volatile food), yang mengalami deflasi, juga tak bisa menjadi penanda terjadinya pelemahan daya beli.

"Makanan minuman atau volatile inflation itu tidak bisa menjadi indikator utama yang menentukan daya beli. Yang menentukan indikator daya beli adalah yang di luar makanan minuman," ujarnya dalam Rakornas Pengendalian Inflasi, Senin (7/10).

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

Most Popular

Emas Menguat Setelah Data Inflasi AS Lebih Rendah Dari Ekspektasi
TikTok Diblokir Mulai 19 Januari 2025, Pengguna AS Beralih
WTO Buktikan Uni Eropa Diskriminasi Minyak Sawit Indonesia
Daftar 10 Saham Blue Chip 2025 Terbaru
Openspace Himpun Dana US$165 Juta, Siap Perluas Investasi Startup
Suspensi Saham RATU Resmi Dicabut, Jadi Top Gainers