KKP Kerja Sama dengan Kedubes AS, Dorong Ekspor Ikan

Perkenalkan program khusus untuk pelaku usaha.

KKP Kerja Sama dengan Kedubes AS, Dorong Ekspor Ikan
Pekerja menata ikan tuna di dalam truk di Pelabuhan Tanjungwangi, Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (10/8). (ANTARAFOTO/Budi Candra Setya)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI bekerja sama dengan Kedubes AS untuk meningkatkan ekspor perikanan RI ke AS.
  • Program "SelectUSA" memungkinkan pelaku usaha perikanan Indonesia menjalin jejaring bisnis langsung dengan otoritas negara bagian AS.
  • Pelaku usaha akan mendapatkan informasi permintaan produk perikanan, regulasi, insentif kebijakan, dan manfaat lainnya di tiap negara bagian AS.

Jakarta, FORTUNE – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia (RI) menjalin kerja sama internasional dengan Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat (AS). Tujuannya untuk menggenjot Ekspor perikanan Indonesia ke AS dan memperluas pasar ikan bermutu.

KKP RI memperkenalkan program “SelectUSA” untuk para pelaku usaha perikanan Indonesia yang ingin menjangkau pasar perikanan atau mengekspor hasil tangkapannya di AS.

“Melalui fasilitasi ini, pelaku usaha bisa menjalin jejaring bisnis secara langsung dengan otoritas negara bagian (local authority),” kata Kepala Badan Pengawasan dan Pengendalian Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan KKP, Ishartini dalam keterangannya, Kamis (16/1).

Bukan hanya jejaring bisnis, dia menyebut pelaku usaha perikanan pun bakal mendapatkan informasi kebutuhan permintaan produk perikanan (demand) dari tiap negara bagian di AS. Selain itu, mendapatkan informasi regulasi yang mengatur kemudahan berusaha di tiap negara bagian AS dan fasilitasi insentif kebijakan (customize option) bagi eksportir produk perikanan Indonesia yang akan melakukan penetrasi pasar di negara bagian tertentu.

Kemudian, Ishartini mengatakan ada manfaat lainnya, yaitu informasi fasilitasi insentif pajak dan perizinan bagi eksportir yang bakal membuka perwakilan dan/atau membangun sarana pergudangan (warehouse atau cold storage). Hal ini untuk memperlancar rantai suplai produk perikanan di negara bagian tertentu di AS hingga beragam manfaat dari berbagai kebijakan negara bagian.

Kerja sama pertama

“Ini merupakan hal baru dan pertama kali kami bekerja sama dengan U.S. Department of Commerce (Departemen Perdagangan AS). Sebelumnya kami memiliki hubungan kerja sama baik dengan US FDA (Badan Pengawas Obat dan Makanan AS) dan telah melakukan penandatanganan Confidentiality Commitment sejak 2022,” tutur Ishartini.

Dalam forum tersebut, dia mengatakan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang telah diakui menerapkan standar jaminan mutu produk perikanan secara internasional, termasuk AS. Ishartini merincikan, hingga saat ini jumlah unit pengolah ikan (UPI) yang telah teregistrasi Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (Food and Drug Administration/FDA) dan dapat ekspor ke AS adalah sebanyak 243 unit.

“AS yang memiliki 50 negara bagian serta lebih dari 300 juta populasi, berdasarkan perhitungan Pemerintah AS pada 2024 lalu mengonsumsi seafood perkapita rata-rata 19,8 pound per kepala atau 8,98 kilogram,” beber Ishartini.

Konsumsi udang di AS

Perusahaan tambak udang Maluku berhasil efisiensi Rp123 juta lebih per hari

Lanjut dia, permintaan terhadap pangan perikanan di AS juga menunjukkan tren kenaikan dari tahun ke tahun.  Lalu Ishartini pun merinci, khusus konsumsi udang sendiri di AS diperkirakan mencapai 1,27 miliar pound atau lebih dari 500 juta kilogram per tahun.

“Hal tersebut tentunya menjadi daya tarik tersendiri bagi industri perikanan dan Amerika telah menjadi mitra strategis dalam pengembangan pasar perikanan, baik secara volume maupun diversifikasi produk,” jelas Ishartini.

Related Topics

KKPKedubes ASEkspor

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

Most Popular

Emas Menguat Setelah Data Inflasi AS Lebih Rendah Dari Ekspektasi
TikTok Diblokir Mulai 19 Januari 2025, Pengguna AS Beralih
WTO Buktikan Uni Eropa Diskriminasi Minyak Sawit Indonesia
Daftar 10 Saham Blue Chip 2025 Terbaru
Openspace Himpun Dana US$165 Juta, Siap Perluas Investasi Startup
Suspensi Saham RATU Resmi Dicabut, Jadi Top Gainers