Jakarta, FORTUNE - Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA), Arief Prasetyo Adi, mengatakan bantuan pangan beras akan diperpanjang hingga Maret 2024.
Penambahan periode bantuan ini dilakukan untuk membantu kelompok penerima manfaat (KPM) mengantisipasi dampak El Nino terhadap sektor pangan dan mengendalikan inflasi.
“Perpanjangan waktu salur bantuan ini diperlukan untuk terus menjaga stabilitas harga beras. Terlebih El Nino sejak September sampai sekarang impact-nya bisa dua bulan kemudian,” ujar Arief dalam keterangan tertulisnya.
Kelanjutan bantuan pangan beras hingga Maret tahun depan akan dipersiapkan bersama kementerian dan lembaga terkait, serta Perum Bulog.
"Persiapan yang mendetail terutama dalam hal memastikan ketersediaan pasokan, harus menjadi fokus,” tambah Arief.
Bantuan pangan beras 10 kg kepada 21,3 juta KPM dilakukan pemerintah pertama kali pada periode Maret-Mei 2023 menjelang Idul Fitri.
Kemudian, untuk mengantisipasi ancaman El Nino, program tersebut kembali dilanjutkan untuk periode September, Oktober dan November dengan jumlah KPM yang sama.
Namun, mengingat kondisi El Nino masih terus berlangsung hingga akhir Oktober, pemerintah memutuskan untuk memperpanjang lagi program tersebut hingga Desember 2023.
Anggaran untuk bantuan pangan 10 kg beras per KPM tersebut masing-masing adalah Rp7,9 triliun (Maret-Mei), Rp8 triliun (September-November), dan Rp2,67 triliun (Desember).
Penerima berkurang
Arief mengatakan jumlah stok yang dibutuhkan Bulog dalam melakukan perpanjangan bantuan pangan beras pada Desember ini sekitar 200.000 ton.
Sementara untuk Januari sampai Maret 2024 berkisar lebih dari 600.000 ton. Total penerima bantuan pangan beras mencapai 20,662 juta
"Ini terus kita pertajam keakuratan datanya, sehingga bantuan pangan beras pangan semakin tepat sasaran. Apabila ada KPM tidak sesuai dengan data, maka dapat dilakukan penggantian oleh pemerintah desa/kelurahan,” kata Arief.
Masyarakat yang memenuhi kriteria sasaran program, tetapi belum masuk ke dalam KPM, dapat segera melaporkan ke RT/RW atau kepala desa/lurah.
"Kemudian akan dilakukan verifikasi oleh dinas sosial wilayah setempat. Ini karena kriteria KPM penerima bantuan pangan beras adalah keluarga tidak mampu yang terdata dalam database Kementerian Sosial,” ujarnya.
Lebih lanjut, realisasi bantuan pangan beras tahap kedua yang telah diluncurkan sejak 11 September, sampai 24 Oktober telah mencapai 65,82 persen atau 407.250.560 kg. Adapun target penyalurannya sampai November adalah 618.687.480 kg.
Menilik statistik perberasan yang dirilis Badan Pusat Statistik pada 2 Oktober lalu, inflasi beras bulanan pada September 2023 mencapai 5,61 persen dengan andil 0,18 persen. Penyebab naiknya inflasi beras tersebut dikarenakan adanya dinamika harga beras disebabkan berkurangnya pasokan dan menurunnya produksi akibat kemarau berkepanjangan dan El Nino.
Berdasarkan pantauan pada Panel Harga Pangan NFA, terlihat adanya tren penurunan harga beras medium yang terjadi sejak awal Oktober.
Pada 1 Oktober tercatat harga rata-rata semua provinsi untuk beras medium mencapai Rp 13.220 per kg, kemudian turun 20 poin pada 26 Oktober mencapai Rp 13.200 per kg.