Jakarta, FORTUNE - CEO Capital A Berhad, Tony Fernandes, mengungkap biaya bahan bakar pesawat di Indonesia lebih mahal dibandingkan dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara, bahkan dunia.
Pemimpin perusahaan yang merupakan induk dari maskapai penerbangan AirAsia itu mengatakan kondisi tersebut berimbas pada biaya operasional maskapai—termasuk memicu tingginya Harga Tiket Pesawat penerbangan domestik.
“Harga bahan bakar di Indonesia adalah tertinggi di Asean, sekitar 28 persen,” ujar Tony seperti dikutip Antara.
Menurut Tony, minimnya kompetisi penyedia Avtur menjadi di Indonesia menjadi faktor penyebab tingginya harga tersebut. Bila dibandingkan dengan Malaysia, terdapat beberapa pemasok avtur dari perusahaan berbeda, sementara Indonesia masih dipasok sepenuhnya oleh PT Pertamina.
“Bila hanya ada satu di Indonesia, mereka dapat mengenakan biaya yang mereka inginkan,” katanya.
Sementara itu, Pertamina Patra Niaga, Subholding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero) memastikan harga avtur kompetitif dan mengikuti aturan yang berlaku di Indonesia.
Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Heppy Wulansari, mengatakan avtur milik Pertamina juga setara dan lebih rendah bila dibandingkan dengan harga publikasi per liter di negara yang memiliki kemiripan lanskap geografis.
Harga avtur yang dijual Pertamina Patra Niaga pada kurun 1-30 September mencapai Rp 13.211/liter. Angka ini jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan harga avtur di Singapura yang mencapai Rp 23.212/liter pada periode yang sama.
Heppy mengatakan harga avtur Pertamina telah mengacu Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 17 K/10/MEM/2019 tentang formula harga dasar perhitungan harga jual eceran avtur.
Penetapan harga avtur juga berdasarkan Mean of Plats Singapore (MOPS) yang menjadi patokan harga pasar terdekat. Harga avtur juga mempertimbangkan tingkat permintaan volume masing-masing bandara sesuai frekuensi pergerakan pesawat.
Menurut Heppy, rantai pasok avtur di Indonesia lebih kompleks dibandingkan dengan negara lain, dan Pertamina bertanggung jawab menyediakan avtur di 72 DPPU yang tersebar di seluruh Indonesia.
Pertamina Patra Niaga tidak hanya memasok Avtur untuk bandara besar, tetapi juga bandara kecil—yang secara komersial belum tentu menguntungkan.
"Rantai pasok (supply chain) Indonesia lebih kompleks dibandingkan negara lain, termasuk untuk menjaga ketahanan pasokan di 72 DPPU. Kami terus memastikan kebutuhan avtur terpenuhi di seluruh Indonesia, bahkan bandara perintis sekalipun," ujar Heppy.