BPK Soroti Potensi Kerugian INKA pada Proyek Kereta di Kongo

Kerja sama dengan SR-TSGH tak didukung kelayakan bisnis.

BPK Soroti Potensi Kerugian INKA pada Proyek Kereta di Kongo
Ilustrasi: Kereta Penumpang Bangladesh Railway. (Doc: INKA)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • Kerja sama tersebut dinilai tidak didukung oleh kelayakan bisnis yang memadai, dengan potensi benturan kepentingan dan pinjaman senilai Rp29,26 miliar kepada TSGIN yang tidak tertagih.
  • BPK merekomendasikan Menteri BUMN untuk meninjau kinerja Direksi dan Dewan Komisaris PT INKA serta menagih piutang dan pengeluaran PT INKA sebesar Rp31,77 miliar kepada TSGI.

Jakarta, FORTUNE - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menyoroti potensi kerugian akibat kerja sama PT INKA dengan SR, TS Global Holding dan afiliasinya dalam proyek kereta api di Republik Demokratik Kongo. 

Ikhtisar Hasil Pemeriksaan (IHP) semester I-2024 menunjukkan kerja sama tersebut tidak didukung dengan kelayakan bisnis yang memadai. Pendirian TSGIN sebagai special purpose vehicle (SPV) di Singapura juga tidak pernah dilaporkan kepada Kementerian BUMN.

"Selain itu, terdapat potensi benturan kepentingan di antara pihak-pihak yang terlibat, serta pinjaman PT INKA dan anak perusahaan senilai Rp29,26 miliar kepada TSGIN yang terindikasi tidak tertagih dan berpotensi menjadi beban perusahaan," demikian BPK, dikutip Jumat (10/25).

Menurut BPK, kondisi ini mengakibatkan potensi kerugian perusahaan sebesar Rp31,23 miliar dan US$20 ribu, dengan perincian risiko berupa piutang yang tidak tertagih kepada TSGIN senilai Rp29,26 miliar, biaya proyek bersama TSGH di Republik Demokratik Kongo (DRC) sebesar Rp1,97 miliar dan US$20 ribu, serta beban pajak sebesar Rp538,41 juta.

Untuk itu, BPK merekomendasikan Menteri BUMN sebagai pemegang saham agar meminta pertanggungjawaban dan meninjau kinerja Direksi dan Dewan Komisaris PT INKA periode 2018-2023 atas kebijakan dan keputusan terkait kerja sama dengan SR, proyek DRC.

Selain itu, BPK juga meminta Kementerian BUMN meminta pertanggungjawaban pemberian dana talangan kepada TSGIN tanpa jaminan, yang tidak sejalan dengan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance).

Rekomendasi juga diberikan kepada Direktur Utama PT INKA agar segera menagih piutang dan pengeluaran PT INKA lainnya sebesar Rp31,77 miliar dan US$20 ribu kepada TSGI atau kelompok perusahaan TSGI atas seluruh biaya yang telah dikeluarkan oleh PT INKA, termasuk memperhitungkan bunga atas pengeluaran terkait, demi mempersiapkan proyek transportasi DRC.

Magazine

SEE MORE>
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024

Most Popular

52 K/L Belum Pungut Denda dan Kurang Bayar, Total Rp3,44 Triliun
BEI dan Target IPO 2025, Juga Upaya Mewujudkannya
Apa Itu BRICS: Sejarah dan Perannya Melawan Dominasi G7
Sritex (SRIL) Pailit, Bagaimana Nasib Investor Publik dan Sahamnya?
Sritex Dinyatakan Pailit oleh Pengadilan Niaga Semarang
Laba Bersih Kuartal III Anjlok 28%, Unilever Enggan Ikut Perang Harga