Fortune Recap
- INKA mendapatkan kredit sindikasi Rp2,1 triliun dari Bank Mega Tbk dan PT SMI.
- Kredit digunakan untuk mengadakan 16 rangkaian kereta rel listrik (KRL).
- Pembiayaan ini mendukung transportasi berkelanjutan dan meningkatkan kemampuan produksi kereta dalam negeri.
Jakarta, FORTUNE - PT Industri Kereta Api (Persero) (INKA) mendapatkan fasilitas kredit sindikasi senilai Rp2,1 triliun, yang masing-masing disalurkan oleh PT Bank Mega Tbk dengan jumlah Rp1,3 triliun dan PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) (SMI) sebesar Rp850 miliar dengan jangka waktu pembiayaan kredit selama 24 bulan.
INKA akan memanfaatkan fasilitas pendanaan tersebut untuk mengadakan 16 rangkaian kereta rel listrik (KRL).
Kepala Divisi Pembiayaan Berkelanjutan PT SMI, Benedictus Pudji Hartono, mengatakan pembiayaan sindikasi ini ditujukan untuk mendukung transportasi berkelanjutan.
“Dukungan kepada PT INKA ini tidak hanya bisa mengurangi polusi, tapi juga bisa mengurai kemacetan yang ada. PT SMI selalu terbuka untuk menyokong proyek-proyek yang dapat mengurangi emisi karbon, sekaligus memberikan manfaat besar bagi masyarakat,” kata dia dalam keterangan tertulis, Selasa (10/9).
Benedictus mengatakan pembiayaan ini pun ditujukan untuk membantu INKA dalam meningkatkan kemampuan produksi kereta dalam negeri.
INKA memperbarui fasilitas produksi di Banyuwangi untuk KRL
Direktur Utama PT INKA (Persero), Eko Purwanto, mengatakan pihaknya sedang mempersiapkan pabrik Banyuwangi untuk pengoperasian lebih luas dengan menambah jalur produksi dan pemasangan fasilitas produksi yang lebih modern.
Beroperasinya pabrik Bayuwangi yang lebih luas itu akan membantu kegiatan produksi yang terjadi di pabrik Madiun, yang saat ini kapasitasnya sudah maksimal.
“Ini beroperasi sudah sejak tahun 2023 di Banyuwangi, tapi masih terbatas. Saat itu hanya digunakan untuk produksi pesanan dari swasta, yaitu gerbong barang yang saat ini sudah selesai dan beroperasi,” kata dia.
Dalam beberapa bulan ke depan, pabrik Banyuwangi akan memulai lini produksi dengan mesin-mesin yang canggih. Mesin-mesin ini akan digunakan untuk memproduksi kereta KRL Jabodetabek pesanan PT Kereta Commuter Indonesia (KAI Commuter).
Proyek ini akan memanfaatkan teknologi terbaru, yang kini tengah dipasang dan menjalani uji-coba demi memastikan kualitas dan efisiensi maksimal.
KAI Commuter telah memesan 35 rangkaian KRL kepada INKA dengan nilai kontrak pengadaan mencapai Rp6,06 triliun. Dalam kontrak perjanjian itu, KAI Commuter dan INKA terlibat kerja sama pengadaan sarana KRL dan KRL retrofit.
Pengadaan 16 rangkaian sarana KRL baru memerlukan total Rp3,83 triliun, dan pengadaan 19 rangkaian sarana KRL retrofit Rp2,23 triliun.