Jakarta, FORTUNE - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,05 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada triwulan II-2024.
Besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas Dasar Harga Berlaku mencapai Rp5.536,5 triliun, sedangkan PDB atas Dasar Harga Konstan mencapai Rp3.231 triliun.
"Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II-2024 bila dibandingkan triwulan II-2023 atau secara year-on-year (yoy) tumbuh 5,05 persen,” kata Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh Edy Mahmud, dalam konferensi pers, Senin (5/8).
Dilihat dari sisi produksi, hampir semua sektor usaha mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan signifikan terjadi pada lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 10,17 persen; serta transportasi dan pergudangan 9,56 persen.
Sementara dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) dengan 9,98 persen.
Komponen pengeluaran terbesar selanjutnya adalah ekspor barang dan jasa sebesar 8,28 persen; diikuti pengeluaran konsumsi rumah tangga (PKRT) sebesar 4,93 persen; investasi (PMTB) sebesar 4,43 persen; dan belanja pemerintah (PKP) sebesar 1,42 persen.
"Di sisi lain, komponen impor barang dan jasa tumbuh sebesar 8,57 persen," ujarnya.
Perekonomian Indonesia semester I-2024 terhadap semester I-2023 tumbuh 5,08 persen (c-to-c). Dari sisi produksi, lapangan usaha administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 10,25 persen.
Sedangkan dari sisi pengeluaran, komponen PK-LNPRT mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 16,84 persen.
Adapun perekonomian Indonesia secara spasial pada triwulan II-2024 menunjukkan pertumbuhan positif pada semua wilayah.
Kelompok provinsi di Pulau Jawa menjadi penyumbang terbesar dengan peranan sebesar 57,04 persen dari perekonomian nasional, dan mencatatkan kinerja pertumbuhan sebesar 4,92 persen (yoy) dibandingkan dengan triwulan II-2023.