Jakarta, FORTUNE - Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi, Todotua Pasaribu, menyatakan realisasi investasi pada sektor minyak dan gas bumi pada periode Januari hingga September 2024 mencapai Rp17,46 triliun.
Sejauh ini, hilirisasi minyak dan gas bumi dilakukan melalui pengembangan industri petrokimia dan soda ash untuk mendukung target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen.
Dengan mengembangkan kedua industri hilir tersebut, Indonesia diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah sumber daya alam sekaligus menciptakan lapangan kerja baru.
"Capaian ini setara dengan 6,3 persen dari total realisasi investasi. Angka ini berasal dari investasi di sektor minyak dan gas bumi," ujarnya dalam acara Hilir Migas Conference, Expo, and Awards 2024, Kamis (12/12).
Todotua mengatakan, secara total realisasi investasi Indonesia telah mencapai sekitar Rp1.300 triliun atau sekitar 76 persen dari target yang ditetapkan pemerintah untuk kementeriannya, yakni Rp1.650 triliun.
"Tahun 2024, kementerian kami memiliki target investasi sebesar Rp1.650 triliun. Target ini mencakup investasi asing langsung (foreign direct investment) maupun investasi domestik langsung (domestic direct investment), di mana komposisinya kurang lebih 50:50," katanya.
Dengan optimisme tinggi, pihaknya yakin hingga akhir tahun ini dapat mencapai target realisasi investasi sebesar Rp1.650 triliun. Untuk tahun depan, target investasi yang telah ditetapkan untuk Kementerian ESDM meningkat menjadi Rp1.920 triliun.
"Perkembangannya di akhir tahun ini, dengan tingkat kepercayaan yang ada, kami optimistis mencapai Rp1.650 triliun sebelum memasuki 2025, di mana akan ada target baru untuk realisasi investasi sebesar Rp1.920 triliun," ujarnya.
Dalam lima tahun ke depan, pemerintah menargetkan investasi sebesar Rp13.280 triliun. Dari total tersebut, Indonesia membidik penciptaan hingga 3 juta lapangan kerja baru.
"Faktor-faktor inilah yang, jika terealisasi, akan memberikan kita kepercayaan diri untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 6-8 persen," katanya.
"Jadi, pada kesempatan ini, yang ingin kami sampaikan adalah bahwa paparan ini menunjukkan pemerintah tidak hanya berbicara mengenai angka atau volume target investasi, tetapi juga mengenai nilai tambah atau value dari investasi itu sendiri," ujarnya.