RI Butuh Investasi Rp13,52 Kuadriliun Agar Ekonomi Tumbuh 8 Persen
Pemerintah petakan sektor prioritas untuk hilirisasi.
Fortune Recap
- Indonesia membutuhkan investasi sebesar Rp13,528 kuadriliun atau sekitar US$900 miliar untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen dalam kurun waktu 2025–2029.
- Pertumbuhan realisasi investasi sekitar 16,75 persen per tahun diperlukan, dengan target investasi yang meningkat hingga tahun 2029.
- Pemerintah akan mengarahkan investasi pada sektor-sektor yang memberikan nilai tambah dan hilirisasi industri, dengan fokus pada 28 komoditas yang akan dihilirkan.
Jakarta, FORTUNE – Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Perkasa Roeslani memaparkan bahwa Indonesia membutuhkan investasi sebesar Rp13,528 kuadriliun atau sekitar US$900 miliar untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen dalam kurun waktu 2025–2029.
Angka tersebut, berdasarkan perhitungan Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional, mensyaratkan pertumbuhan realisasi investasi sekitar 16,75 persen per tahun dalam lima tahun ke depan. Pada tahun ini, realisasi investasi yang dibutuhkan Indonesia sebagai modal untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen adalah sebesar Rp1,65 kuadriliun atau sekitar US$100 miliar.
"Berdasarkan data dari Bappenas, investasi yang perlu kita capai pada tahun 2024 adalah sekitar US$100 miliar. Angka ini diharapkan terus meningkat hingga tahun 2025 dan seterusnya," tuturnya dalam acara Indonesia-Europe Investment Summit 2024, Senin (9/12).
Berdasarkan skenario tersebut, jika Indonesia berhasil menarik investasi sebesar Rp1,90 kuadriliun pada tahun depan, maka pertumbuhan ekonomi diproyeksikan mencapai 6,8 persen. Selanjutnya, pada 2026, investasi perlu kembali meningkat menjadi Rp2,28 kuadriliun agar pertumbuhan ekonomi dapat mencapai 7,6 persen. Kemudian, pada 2027, Indonesia harus mampu mendorong realisasi investasi sebesar Rp2,68 kuadriliun agar ekonomi bisa tumbuh 8,3 persen.
Adapun pada 2028 dan 2029, target investasi yang disyaratkan masing-masing adalah Rp3,11 kuadriliun dan Rp3,54 kuadriliun. Dengan capaian tersebut, perekonomian Indonesia pada dua tahun terakhir pemerintahan Prabowo diperkirakan dapat tumbuh masing-masing sebesar 8 persen dan 7,8 persen.
"Ini adalah target yang sangat ambisius, tetapi pada saat yang sama, bagaimana kita mencapainya?" jelas Rosan.
Mantan Ketua Kadin Indonesia tersebut juga menyampaikan bahwa dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen, investasi diharapkan dapat menyerap 3,47 juta tenaga kerja dalam kurun waktu lima tahun mendatang. Oleh karena itu, investasi yang disasar pemerintah akan diarahkan pada sektor-sektor yang memberikan nilai tambah dan sejalan dengan tujuan hilirisasi industri.
"Jika kita melihat strategi investasi, ini bukan hanya tentang meningkatkan jumlahnya, tetapi juga tentang hilirisasi—menambah nilai melalui industrialisasi di Indonesia. Kami telah melakukan penilaian dan mengidentifikasi 28 komoditas untuk dihilirkan. Komoditas ini meliputi mineral, batu bara, produk perkebunan, perikanan, hasil hutan, dan lainnya," tuturnya.
Nantinya, dari pemetaan awal yang telah dilakukan pemerintah, akan dipilih sekitar lima hingga enam komoditas yang akan diprioritaskan dalam upaya hilirisasi.
"Kami juga terbuka untuk diskusi lebih lanjut mengenai hal ini. Topik ini sangat luas dan akan membutuhkan waktu lebih dari dua jam untuk dibahas secara menyeluruh. Selain mengidentifikasi komoditas, kami juga memetakan kota atau provinsi yang memiliki potensi untuk industri-industri ini. Di saat yang sama, kami juga mengidentifikasi negara dan perusahaan yang memiliki teknologi yang diperlukan untuk mendukung upaya ini," tegas Rosan.