Janet Yellen Peringatkan Risiko Gagal Bayar Utang AS: Picu Malapetaka

Utang AS capai US$31,4 triliun, lampaui batas undang-undang.

Janet Yellen Peringatkan Risiko Gagal Bayar Utang AS: Picu Malapetaka
Shutterstock/ Alexandros Michailidis
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen mengatakan pertikaian antara White House dan anggota parlemen dari Partai Republik tentang pagu utang federal akan menjadi masalah yang mengancam berbagai kemajuan pemerintahan Biden dua tahun terakhir.

Mengutip Bloomberg, total utang AS pada Januari 2023 telah melampaui batas yang diatur undang-undang yakni sebesar US$31,4 triliun. 

Kementerian Keuangan yang dipimpin Yellen telah menggunakan manuver akuntansi khusus untuk menyediakan dana dan mencegah gagal bayar (default)—sebuah peristiwa yang ia prediksi akan memicu "malapetaka ekonomi dan keuangan."

Karena itu, dalam teks sambutan yang akan dia sampaikan di sebuah konferensi di Washington Selasa (25/4), ia meminta anggota parlemen untuk mencabut batas utang federal. Hal itu dia sampaikan sembari memuji kebijakan ekonomi mahal pemerintahan Biden yang telah mendorong "pemulihan bersejarah" dari pandemi Covid.

Akhir pekan ini, Yellen diperkirakan akan memberikan panduan baru kepada Kongres tentang berapa banyak waktu yang dimiliki anggota parlemen untuk menaikkan batas sebelum gagal bayar menjadi bahaya nyata.

Penentuan batas utang pemerintah AS

Dalam pidatonya di acara yang diselenggarakan oleh Kamar Dagang Metropolitan Sacramento, Yellen meninjau kemenangan legislatif tertinggi pemerintah, yakni lolosnya undang-undang untuk mengalokasikan lebih dari US$1 triliun pada infrastruktur, penelitian dan manufaktur semikonduktor, dan insentif untuk teknologi energi bersih.

Yellen memuji undang-undang tersebut dengan klaim bahwa pemerintah telah menghasilkan pertumbuhan dan lapangan pekerjaan yang berkontribusi menurunkan tingkat pengangguran keseluruhan menjadi 3,5 persen, dan ke rekor terendah 5 persen untuk orang kulit hitam Amerika. 

Namun, pengeluaran itu juga membantu memicu inflasi dan mendorong Partai Republik di Kongres mengambil garis keras dalam perdebatan batas utang.

Ketua DPR, Kevin McCarthy, telah menuntut janji pemotongan pengeluaran di masa depan dengan bunga yang super tinggi. Sementara Presiden AS Joe Biden bersikeras meminta batas utang dinaikkan tanpa syarat.

Penentuan tentang batas utang tersebut akan diketahui segera setelah para pemimpin parlemen dari Partai Republik melakukan pemungutan suara atas proposal plafon utang pemerintah. Rencananya voting tersebut bakal digelar pada akhir pekan ini.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

IDN Channels

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Beban Kerja Tinggi dan Gaji Rendah, Great Resignation Marak Lagi
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil