Jakarta, FORTUNE - Presiden Joko "Jokowi" Widodo mengemukakan prediksi yang menempatkan Indonesia, India, dan Cina sebagai kekuatan ekonomi baru Asia dalam beberapa tahun mendatang. Saat ini, menurutnya, tengah terjadi pergeseran Pertumbuhan Ekonomi dari Barat menuju ke Asia, dan tiga kekuatan ekonomi tersebut diramalkan akan memainkan perang penting dalam konstelasi global.
"Menjadi superpower ekonomi itu banyak tantangannya. Banyak syarat-syarat yang harus dilalui. Oleh karena itu, optimisme itu penting. Menjaga optimisme itu penting," ujarnya saat membuka BNI Investor Daily Summit 2024, Selasa (8/10).
Jokowi mengatakan tantangan yang dihadapi saat ini juga tidak mudah. Perlambatan ekonomi global masih menghantui berbagai negara dengan pergerakan yang berkisar pada 2,7–2,8 persen.
Pada April lalu, Dana Moneter Internasional atau IMF memperkirakan perekonomian dunia tumbuh 3,2 persen pada 2024 dan 2025.
Sementara itu, akselerasi tipis pada perekonomian negara maju—dengan pertumbuhan diharapkan naik dari 1,6 persen pada 2023 menjadi 1,7 persen pada tahun ini, serta 1,8 persen pada 2025—akan mengimbangi pelemahan moderat pada negara berkembang yang mencatatkan pertumbuhan 4,3 persen pada 2023 menjadi 4,2 persen pada 2024 dan 2025.
Indonesia cukup beruntung karena masih bisa konsisten menjaga pertumbuhan ekonomi di atas lima persen, kata Jokowi.
Selain peningkatan tensi geopolitik, dia pun mengatakan ancaman dari dampak perubahan iklim juga menjadi tantangan, serta masalah-masalah yang berkaitan dengan produktivitas.
"Bagaimana menaikkan produktivitas, ICOR (incremental capital output ratio) kita, semuanya menjadi PR besar bagi pemerintahan yang akan datang," ujarnya.
Menurutnya, menjaga optimisme penting di tengah situasi yang tidak menentu saat ini, sebab Indonesia memiliki modal besar untuk bisa menjadi negara maju. Selain pertumbuhan ekonomi yang tetap terjaga, inflasi domestik juga mampu dikendalikan.
"Keyakinan konsumen. Saya tadi pagi mendapatkan angka tetap di level optimis, di 124,4. Kemudian juga spending index kita trennya meningkat. Kalau kita lihat kuartal ketiga 2024, di 234,8. Di kuartal ketiga 2023, 145,8. Artinya, secara year-on-year naik sangat tinggi sekali," katanya.
Di samping itu, dia mengatakan PDB per kapita Indonesia telah mencapai US$5.060, dan dalam lima tahun ke depan diharapkan bisa berada di atas US$7.000.
"Asal pertumbuhan ekonomi kita bisa di atas lima persen, dan sesuai dengan apa yang disampaikan Pak Prabowo bisa mencapai target 8 persen, itulah yang akan mempercepat negara kita Indonesia bisa masuk menjadi negara maju," ujarnya.