Jokowi Akan Resmikan Bendungan Terbesar di Nusa Tenggara Timur Besok
Bendungan Temef telan investasi Rp2,7 triliun.
Fortune Recap
- Bendungan ini mencakup tiga desa di dua kecamatan dengan luas genangan 297,78 hektare dan dapat menampung air hingga 45,78 juta meter kubik.
- Bendungan Temef menjadi yang pertama menggunakan teknologi digital in place inclinometer (IPI) dan memiliki desain unik yang melambangkan persatuan beberapa desa lokal.
Jakarta, FORTUNE - Presiden Joko "Jokowi" Widodo akan meresmikan Bendungan Temef yang dianggap sebagai bendungan terbesar di Nusa Tenggara Timur (NTT). PT Waskita Karya (Persero) Tbk selaku kontraktor menyampaikan pembangunan bendungan tersebut telah rampung dan siap untuk digunakan.
Bendungan tersebut mencakup tiga desa di dua kecamatan, yakni Desa Oenino dan Desa Pane Utara di Kecamatan Oenino, serta Desa Konbaki di Kecamatan Polen. Panjang puncaknya mencapai 535 meter dengan tinggi 54,35 meter.
Corporate Secretary Waskita Karya, Ermy Puspa Yunita, menyatakan Bendungan Temef memiliki luas genangan 297,78 hektare dan dapat menampung air hingga 45,78 juta meter kubik.
"Ketersediaan air menjadi kunci pembangunan di NTT yang memiliki curah hujan lebih rendah dibandingkan daerah lain. Oleh karena itu, pembangunan bendungan ini juga diikuti oleh pembangunan jaringan irigasi," jelasnya dalam keterangan resmi, Senin (30/9).
Ermy menambahkan bahwa proyek strategis nasional (PSN) ini juga berfungsi sebagai pengendali banjir di area hilir bendungan, dengan kemampuan mereduksi banjir di Kabupaten Malaka hingga 15 persen.
Bendungan Temef memiliki keistimewaan dibandingkan bendungan lainnya karena menjadi yang pertama menggunakan teknologi digital in place inclinometer (IPI), berupa aplikasi yang memudahkan proses pemantauan proyek.
"Proses cetak rip-rap beton pun dilakukan di lokasi proyek, sebagai solusi alternatif yang berdampak pada penghematan biaya dan pengendalian kualitas," ujar Ermy.
Bendungan Temef juga memiliki desain unik, dengan motif dan gapura yang melambangkan persatuan beberapa desa lokal di wilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan. Ermy menjelaskan bahwa motif air pada bendungan utama menggunakan batu alam yang dikenal sebagai batu kefa, yang hanya terdapat di sekitar Temef atau Kabupaten Kefa.
Tidak hanya berfokus pada pembangunan, Waskita Karya juga menjalankan program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) untuk mengoptimalkan nilai sosial dari proyek ini bagi masyarakat Desa Oenino yang berada di sekitar bendungan.
Program tersebut meliputi pembangunan bak air, fasilitas umum dan olahraga, dukungan pengecoran gereja, donor darah bersama RSUD Soe, pelepasan bibit ikan, penanaman pohon kelapa, serta sosialisasi malaria dan medical check-up bersama Puskesmas Oenino.
Pembangunan bendungan terbagi menjadi empat paket pekerjaan.
Paket I dikerjakan oleh kerja sama operasi (KSO) PT Waskita Bangunnusa, lalu paket IV digarap oleh KSO PT Waskita-Bahagia-Guntur.
Sedangkan paket II dan III dikerjakan oleh KSO PT Nindya-Bina Nusa Lestari.
Total anggaran pembangunan bendungan ini mencapai Rp2,7 triliun.