Jakarta, FORTUNE - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengutuk serangan Israel terhadap Rumah Sakit Baptis Al-Ahli di Gaza, Palestina. Menurutnya, hal tersebut merupakan pelanggaran terhadap hukum kemanusiaan internasional.
Dia memerintahkan Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, untuk hadir dalam pertemuan luar biasa para menteri luar negeri OKI (Organisasi Kerja Sama Islam) di Jeddah, dan terus mengupayakan evakuasi WNI yang saat ini masih terkendala kondisi lapangan.
“Indonesia tidak akan tinggal diam melihat korban sipil terus berjatuhan, melihat ketidakadilan terhadap rakyat Palestina yang terus terjadi," ujarnya dalam pernyataannya pada saat melakukan kunjungan kerja di Riyadh, Arab Saudi, seperti dikutip Jumat (20/10)
Jokowi mengecam keras segala tindak kekerasan di Gaza yang telah menyebabkan penderitaan dan jatuhnya korban sipil.
“Indonesia mengecam keras tindak kekerasan yang terjadi di Gaza karena telah mengakibatkan penderitaan dan semakin banyaknya korban sipil, termasuk perempuan dan anak,” kata Jokowi.
Karena itu, dia mengajak para pemimpin dunia membangun solidaritas global untuk menyelesaikan masalah Palestina secara adil dan menerapkan parameter internasional yang telah disepakati.
"Indonesia bersama-sama dengan OKI mengirimkan pesan kuat kepada dunia untuk menghentikan eskalasi, untuk menghentikan penggunaan kekerasan, untuk fokus pada masalah kemanusiaan, dan menyelesaikan akar permasalahan, yaitu pendudukan Israel atas Palestina,” ujarnya.
Tewaskan 500 orang
Otoritas Gaza mengatakan serangan Israel pada Selasa (17/10) telah menewaskan sekitar 500 orang di rumah sakit di daerah kantong Palestina itu.
Namun, Israel berdalih dengan mengatakan bahwa serangan bertubi-tubi Palestina sebagai penyebab ledakan.
Reuters melansir jumlah korban akibat serangan tersebut adalah yang terbesar di Gaza sepanjang kekerasan yang berlangsung. Jatuhnya ratusan korban tersebut juga telah memicu protes di Tepi Barat, yakni Istanbul dan Amman.
Menteri Kesehatan Palestina, Mai Alkalila, menuduh Israel sengaja melakukan "pembantaian" di Rumah Sakit Al-Ahli al-Arabi. Serangan tersebut membunuh ratusan orang dan terjadi selama pengeboman intensif selama 11 hari oleh Israel.
Sementara itu, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan pihak yang menyerang rumah sakit tersebut adalah "teroris barbar", bukan militer Israel.