Balas Serangan Hamas, Israel Putus Pasokan Kebutuhan di Jalur Gaza
Saling balas serangan timbulkan banyak korban warga sipil.
Jakarta, FORTUNE – Israel mengumumkan perang terhadap kelompok militan Palestina, Hamas. Tak hanya melakukan serangan masif, mereka juga memutus semua pasokan kebutuhan, mulai listrik hingga makanan, pada lokasi di Jalur Gaza yang ditengarai sebagai markas Hamas.
Melansir Times of Israel, Senin (9/10), Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, memerintahkan Komando Selatan Pasukan Pertahanan Israel untuk melakukan ‘pengepungan total’ di Jalur Gaza. “Tidak akan ada listrik, tidak ada makanan, tidak ada bahan bakar, semuanya ditutup,” perintahnya kepada para pasukan Israel.
Pernyataan Menteri Pertahanan pun diikuti dengan perintah Menteri Energi Israel, Israel Katz, memutus semua aliran listrik dan bahan bakar ke jalur Gaza. Hal ini dilakukan dengan tujuan merebut kendali penuh atas Gaza dari kelompok Hamas sekaligus menumpas kelompok tersebut.
Perintah memutus pasokan kebutuhan utama di jalur Gaza turun, setelah Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu, menyatakan perang pada Hamas secara resmi pada Minggu (8/10).
Situasi ini merupakan kelanjutan dari serangan mendadak Hamas ke wilayah Israel pada sehari sebelumnya dengan ribuan roket dan menewaskan ratusan warga Israel serta membuat ribuan lainnya terluka. Militan Gaza menyerang sebuah festival musik di pedesaan Israel selatan, mereka menembak dan membunuh orang-orang dari jarak dekat, kemudian menjarah barang-barang mereka.
Sepanjang akhir pekan kemarin, roket Hamas melancarkan serangan langsung ke beberapa lokasi di dalam negeri Israel, termasuk Tel Aviv, sementara kelompok teror bersenjata memasuki Israel dan menyusup ke pangkalan militer, kota dan peternakan, menembaki warga sipil dan menyandera.
Sandera
Mengutip CNN World (9/10), pernyataan Israel untuk memutus pasokan listrik, makanan, dan bahan bakar langsung ditanggapi serius oleh Hamas disertai ancaman bakal membunuh para warga sipil Israel yang jadi sandera.
“Kami menyatakan bahwa kami akan menanggapi setiap penargetan terhadap warga kami yang aman di rumah mereka tanpa peringatan, dengan eksekusi sandera sipil kami, dan kami akan menyiarkannya dengan audio dan video,” kata juru bicara Hamas, Abu Obaida, dalam sebuah pernyataan di Al–Saluran Telegram Brigade Qassam.
Sementara, kepala wakil biro politik Hamas, Mousa Abu Marzouk, pada Minggu malam mengklaim menyandera lebih dari 100 orang di Gaza, termasuk perwira tinggi militer Israel. Tak hanya itu, para militan juga menangkap banyak warga sipil, termasuk anak-anak. Belum lagi tawanan yang merupakan warga negara lain, seperti Amerika Serikat, Meksiko, Brasil, dan Thailand, ditambah sembilan warga negara Peru, Paraguay, Brasil, dan Meksiko yang dikabarkan hilang.
“Sudah jelas bahwa sandera musuh mempunyai risiko sama seperti rakyat kami sehubungan dengan agresi terhadap Jalur Gaza,” kata Abu Obaida dalam sebuah pernyataan. “Kami menegaskan bahwa kami tidak akan mempertimbangkan atau bernegosiasi mengenai masalah sandera yang diserang, dalam agresi, atau dalam pertempuran.”
Serangan udara
Sedangkan, pada serangan balasan Israel ke jalur Gaza, menurut CNN, sejumlah pesawat jet Israel terus membombardir hingga menyebabkan banyak korban jiwa dan korban luka dari warga Gaza. Kementerian Kesehatan Palestina menyatakan, sedikitnya 687 orang tewas, termasuk anak-anak dan kaum wanita.
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan bahwa akses perawatan medis semakin sulit karena Israel memutus aliran listrik ke Gaza. Semua layanan di satu-satunya rumah sakit yang berfungsi di lingkungan Beit Hanoun di Gaza dihentikan karena serangan udara Israel yang terus menerus, sehingga menghalangi kemampuan tim medis untuk masuk atau keluar gedung. Serangan udara yang menargetkan kamp pengungsi Shati dan Jabalia itu digambarkan sebagai, “Pembantaian terhadap seluruh lingkungan,” kata pihak Kementerian kepada CNN.
Presiden Netanyahu mengungkapkan bahwa serangan di Gaza baru permulaan. “Saya katakan bahwa setiap tempat dimana Hamas beroperasi akan berubah menjadi reruntuhan. Itu sudah terjadi hari ini, dan akan terjadi lebih banyak lagi di masa depan,” ujarnya dalam pidato yang disiarkan televisi Israel. “Kami berjuang untuk rumah kami dan keberadaan kami.”