Kembangkan Jargas, ESDM Harap Bisa Hemat Subsidi Rp5,6 Triliun

Optimalisasi LNG bisa penuhi kebutuhan gas domestik.

Kembangkan Jargas, ESDM Harap Bisa Hemat Subsidi Rp5,6 Triliun
Wakil Menteri Investasi Yuliot Tanjung saat memimpin rapat Satgas Percepatan Swasembada Gula dan Bioetanol. (Dok. BKPM)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • Pemerintah mendorong penggunaan gas alam cair (LNG) melalui infrastruktur jaringan gas (jargas) untuk menurunkan impor LPG dan menghemat subsidi.
  • Optimalisasi peran gas alam cair cukup untuk memenuhi kebutuhan nasional hingga tahun 2030, dengan rata-rata suplai gas bumi sekitar 15.087 MMSCFD.
  • Infrastruktur pipa gas alam cair terus dikembangkan, panjang pipa gas bumi mencapai 22.520,57 km, dengan pemanfaatan jargas telah ada 703 ribu sambungan rumah sampai September 2024.

Jakarta, FORTUNE - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung menyampaikan pemerintah akan terus mendorong penggunaan gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG) melalui infrastruktur jaringan gas (Jargas).

Hingga 2030, pemerintah juga telah matok target pengembangan jargas sebanyak 5,5 juta sambungan rumah (SR). Harapannya, penggunaan gas alam via jargas dapat menurunkan impor LPG sebesar 550 kilo ton per annum (KTPA) dan menghemat subsidi sebesar Rp5,6 triliun per tahun.

"Prioritas gas domestik dilakukan dengan integrasi pipa gas sepanjang Sumatera, dan integrasi Sumatera-Jawa. Hal ini dilakukan untuk menyalurkan potensi gas bumi dari wilayah kerja (WK) Agung dan WK Andaman Aceh untuk dimanfaatkan di Jawa dan Sumatera," ujarnya dalam acara Hilir Migas Conference and Awards 2024, Kamis (12/12).

Menurut Yuliot, optimalisasi peran gas alam cair sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan nasional hingga tahun 2030.

Sebab, berdasarkan neraca gas Indonesia 2022 – 2030, rata-rata suplai gas bumi sekitar 15.087 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD), dengan rata-rata kebutuhan sekitar 11.615 MMSCFD.

"Secara nasional, perkiraan kebutuhan gas bumi hingga tahun 2030 dapat dipenuhi dengan pemanfaatan project dan potential supply, serta mengoptimalkan peran LNG," ujarnya 

Karena itu lah, infrastruktur pipa gas alam cair sangat penting untuk terus dikembangkan. Berdasarkan catatan Kementrian ESDM, infrastruktur tersebut juga terus meningkatkan dari tahun ke tahun. 

Hingga November 2024, misalnya, panjang pipa gas bumi mencapai 22.520,57 kilometer, dengan rincian panjang pipa transmisi 5.370,52 kilometer, pipa distribusi 6.272,92 kilometer, dan pipa jargas 10.877,13 kilometer.

Khusus pemanfaatan jargas untuk pemenuhan kebutuhan industri dan rumah tangga, telah ada 703 ribu sambungan rumah sampai dengan September 2024. Infrastruktur ini dibangun pemerintah melalui pendanaan APBN. Sementara infrastruktur jargas non APBN tercatat sebanyak 400 ribu SR.

Adapun integrasi pipa gas dari Sumatera ke Jawa dilakukan antara lain melalui investasi pembangunan pipa, yang memberikan manfaat seperti mendukung harga gas yang lebih terjangkau, memenuhi kebutuhan gas untuk industri, serta dapat digunakan untuk pembangkit listrik.

Magazine

SEE MORE>
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024

Most Popular

OJK Digeledah KPK, Juru Bicara Buka Suara
Daftar Saham Lo Kheng Hong, Sektor Keuangan hingga Energi!
Siapa Pemilik Sritex? Ini Profil dan Perusahaannya
Kinerja Smartfren Memburuk, Bosnya Ungkap Persaingan yang Makin Berat
Sritex Resmi Pailit Usai Kasasi Ditolak, Berutang Rp26 T
Sritex Siap Ajukan Peninjauan Kembali (PK), Belum Menyerah