Kemenkeu: Industri Sawit Sumbang Rp88 Triliun ke Penerimaan Negara

58% CPO Indonesia diekspor dan didominasi produk turunan.

Kemenkeu: Industri Sawit Sumbang Rp88 Triliun ke Penerimaan Negara
Ilustrasi perkebunan sawit. (infosawit.com)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • Kontribusi industri sawit ke APBN mencapai Rp88 triliun tahun lalu, terdiri dari sektor pajak, PNBP, dan bea keluar.
  • Nilai kapasitas produksi nasional industri kelapa sawit 2023 diperkirakan mencapai Rp729 triliun, dengan dukungan fasilitas perpajakan dari negara.
  • Industri sawit Indonesia dapat menghasilkan lebih dari 179 produk hilir, diekspor ke lebih 160 negara, dan melibatkan 2,4 juta petani swadaya serta 16 juta tenaga kerja.

Jakarta, FORTUNE - Kontribusi industri sawit ke APBN pada 2023 mencapai kurang lebih Rp88 triliun, yang terdiri dari penerimaan sektor pajak Rp50,2 triliun, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) Rp32,4 triliun, serta bea keluar sebesar Rp6,1 triliun.

Analis Pusat Kebijakan Pendapatan Negara Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (PKPN BKF Kemenkeu), Nursidik Istiawan, mengatakan nilai kapasitas produksi nasional Industri Kelapa Sawit tahun lalu diperkirakan Rp729 triliun.

Sementara itu, negara juga berperan dalam mendukung kontribusi industri sawit dengan menyediakan fasilitas perpajakan seperti—selain memungut penerimaan dari industri sawit—tax allowance dan pembebasan bea masuk yang di antara tujuannya adalah mendorong hilirisasi nasional.

“[Bea keluar ditujukan untuk] mendorong agar semakin hilir produk yang dihasilkan itu semakin kita bisa memperoleh manfaat”, ujarnya dalam diskusi bertajuk Kontribusi Sawit untuk APBN dan Perekonomian di Belitung, seperti dikutip Kementerian Keuangan, Selasa (10/9).

Berdasarkan data Kemenkeu, industri sawit Indonesia dapat menghasilkan lebih dari 179 produk hilir, seperti kosmetik, pakaian, pasta gigi, lemak cokelat, fatty acid, surfactant, hingga biodesel.

Saat ini produk kelapa sawit juga telah diekspor ke lebih 160 negara, dan sebagian besarnya didominasi ekspor produk turunan yang mengindikasikan keberhasilan kebijakan hilirisasi.

"Sektor kelapa sawit itu men-support banyak industri selanjutnya. Ada peningkatan nilai tambah dalam perekonomian", kata analis kebijakan madya ini.

Saat ini sektor sawit domestik melibatkan 2,4 juta petani swadaya dan 16 juta tenaga kerja, dan turut mendorong PDB sektor perkebunan pada angka positif pada triwulan II-2024 dengan persentase 3,25 persen.

Plt Direktur Kemitraan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Kabul Wijayanto, mendorong berbagai riset yang dapat meningkatan nilai tambah dan inovasi produk hilir.

Kabul juga mengatakan BPDPKS tengah menggandeng lembaga-lembaga penelitian perguruan tinggi untuk melakukan riset, termasuk dengan melibatkan generasi muda dalam institusi terkait kelapa sawit. Ia juga berharap program-program riset ini—khususnya riset pada sektor hulu—dapat dimanfaatkan oleh para petani untuk meningkatkan produktivitasnya.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Beban Kerja Tinggi dan Gaji Rendah, Great Resignation Marak Lagi
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil