Jakarta, FORTUNE - Kontribusi industri sawit ke APBN pada 2023 mencapai kurang lebih Rp88 triliun, yang terdiri dari penerimaan sektor pajak Rp50,2 triliun, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) Rp32,4 triliun, serta bea keluar sebesar Rp6,1 triliun.
Analis Pusat Kebijakan Pendapatan Negara Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (PKPN BKF Kemenkeu), Nursidik Istiawan, mengatakan nilai kapasitas produksi nasional Industri Kelapa Sawit tahun lalu diperkirakan Rp729 triliun.
Sementara itu, negara juga berperan dalam mendukung kontribusi industri sawit dengan menyediakan fasilitas perpajakan seperti—selain memungut penerimaan dari industri sawit—tax allowance dan pembebasan bea masuk yang di antara tujuannya adalah mendorong hilirisasi nasional.
“[Bea keluar ditujukan untuk] mendorong agar semakin hilir produk yang dihasilkan itu semakin kita bisa memperoleh manfaat”, ujarnya dalam diskusi bertajuk Kontribusi Sawit untuk APBN dan Perekonomian di Belitung, seperti dikutip Kementerian Keuangan, Selasa (10/9).
Berdasarkan data Kemenkeu, industri sawit Indonesia dapat menghasilkan lebih dari 179 produk hilir, seperti kosmetik, pakaian, pasta gigi, lemak cokelat, fatty acid, surfactant, hingga biodesel.
Saat ini produk kelapa sawit juga telah diekspor ke lebih 160 negara, dan sebagian besarnya didominasi ekspor produk turunan yang mengindikasikan keberhasilan kebijakan hilirisasi.
"Sektor kelapa sawit itu men-support banyak industri selanjutnya. Ada peningkatan nilai tambah dalam perekonomian", kata analis kebijakan madya ini.
Saat ini sektor sawit domestik melibatkan 2,4 juta petani swadaya dan 16 juta tenaga kerja, dan turut mendorong PDB sektor perkebunan pada angka positif pada triwulan II-2024 dengan persentase 3,25 persen.
Plt Direktur Kemitraan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Kabul Wijayanto, mendorong berbagai riset yang dapat meningkatan nilai tambah dan inovasi produk hilir.
Kabul juga mengatakan BPDPKS tengah menggandeng lembaga-lembaga penelitian perguruan tinggi untuk melakukan riset, termasuk dengan melibatkan generasi muda dalam institusi terkait kelapa sawit. Ia juga berharap program-program riset ini—khususnya riset pada sektor hulu—dapat dimanfaatkan oleh para petani untuk meningkatkan produktivitasnya.