Jakarta, FORTUNE – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada kuartal III-2024 mengalami perlambatan. Tercatat, konsumsi rumah tangga pada kuartal tersebut hanya tumbuh 4,91 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), lebih rendah dibandingkan dengan kuartal III-2023 yang sebesar 5,40 persen yoy dan kuartal II-2024 yang sebesar 4,93 persen yoy.
Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, mengatakan meski konsumsi rumah tangga—yang berkontribusi 53,08 persen terhadap PDB—mengalami perlambatan, pertumbuhannya masih tetap terjaga dan tidak mengalami kontraksi.
"Kalau kita lihat nilai nominal harga berlaku sebesar Rp2.993 triliun, kalau kita bandingkan dengan kuartal III-2023 mencapai Rp2.787 triliun. Jadi, secara level nilai harga berlaku untuk konsumsi rumah tangga relatif lebih tinggi; kalau ada pertumbuhan positif, pasti nilainya lebih tinggi," katanya dalam konferensi pers, Selasa (5/11).
Sementara itu, perlambatan terjadi karena adanya efek musiman berupa peningkatan konsumsi pada kuartal II yang bertepatan dengan perayaan Idulfitri dan Iduladha.
Sektor yang mengalami perlambatan pada komponen pengeluaran rumah tangga di antaranya adalah perumahan dan perlengkapan rumah tangga; transportasi dan komunikasi; serta restoran dan hotel. Pertumbuhan sektor transportasi dan komunikasi pada kuartal II-2024, misalnya, mencapai 6,84 persen, sedangkan pada kuartal III tahun ini sebesar 6,54 persen.
Kemudian, konsumsi restoran dan hotel pada kuartal II-2024 tumbuh 6,8 persen, sedangkan pada kuartal III-2024 tumbuh 6,61 persen.
"Perlu kami sampaikan juga, kalau kita lihat dari komposisi rumah tangga pada kuartal III-2024, sektor yang tumbuh tinggi adalah transportasi dan komunikasi serta restoran dan hotel, dengan pertumbuhan masing-masing sebesar 6,54 persen dan 6,61 persen. Kalau dibandingkan kuartal II-2024, sedikit lebih lambat," ujarnya.
Menurut Amalia, puncak konsumsi yang terjadi pada momen Idulfitri dan Iduladha menjadi penyebab tingginya pertumbuhan konsumsi dua sektor tersebut pada kuartal sebelumnya.
"Namun demikian, untuk konsumsi makanan dan minuman selain restoran pada kuartal III relatif lebih cepat tumbuhnya dibandingkan kuartal II-2024. Begitu juga dengan pakaian, alas kaki, dan jasa peralatan yang tumbuh lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya," katanya.