Maruarar: 6 Pengusaha Siap Kasih Tanah Buat Program 3 Juta Rumah

Kementerian PKP siapkan instrumen pembiayaan.

Maruarar: 6 Pengusaha Siap Kasih Tanah Buat Program 3 Juta Rumah
Menteri PKP Maruarar Sirait bersama Prajogo Pangestu, pemilik Barito Pacific; Garibaldi "Boy" Thohir, pemilik Adaro; Franky Oesman Widjaja, bos Sinar Mas; dan Sugianto Kusuma (Aguan), pendiri Agung Sedayu. (Doc: Instagram Maruararsirait)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • Tanah dari swasta, bangunan swasta, dan izin swasta diperbolehkan dalam program perumahan, dengan instrumen tata kelola yang baik.
  • Kementerian PKP merancang model pembiayaan fleksibel agar kerja sama pembangunan perumahan berjalan lancar, mengingat rendahnya dana APBN yang dialokasikan.

Jakarta, FORTUNE - Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait mengatakan telah ada enam perusahaan yang berkomitmen menyerahkan tanahnya untuk program tiga juta rumah pemerintah. Meski demikian, ia masih meninjau landasan hukum yang bisa digunakan untuk memanfaatkan tanah-tanah tersebut dalam program perumahan.

"Saya sudah bertanya pada Pak [Yusuf] Ateh, Kepala BPKP, apakah boleh jika tanahnya dari swasta, bangunannya swasta, dan izinnya swasta? Boleh. Jadi, saya akan melakukannya. Sudah ada enam perusahaan yang berkomitmen, dan sudah ada individu-individu yang bersedia menyerahkan tanahnya," ujarnya dalam rapat bersama Komisi V DPR, Senin (4/11). "Saya harus menyiapkan instrumen di internal kami supaya tata kelolanya baik, siapa yang menerima ini."

Di samping itu, menurut Maruarar, tidak semua properti yang tanahnya dimiliki dan kemudian dibangun swasta akan dijual. Sebab, nantinya bangunan beserta isi properti tersebut akan dikerjakan dengan pihak lain dalam bentuk kerja sama.

"Yang mereka sumbangkan adalah tanah, bangunannya dari perusahaan, lalu isinya bisa dari yang lain. Semuanya diberikan. Ini adalah kombinasi, meskipun nanti ada model-model tertentu," katanya.

Menurut dia lagi, kolaborasi antarpihak dalam menyukseskan program tiga juta rumah sangat penting, mengingat rendahnya dana APBN yang dialokasikan ke Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman.

"Saya yakin dengan anggaran yang turun dari Rp14 triliun menjadi Rp5 triliun, jika cara berpikir saya biasa-biasa saja, tidak mungkin tercapai tiga juta. Mengapa? Rp14 triliun saja hanya menghasilkan 93.000 hingga hari ini. Jika semua berjalan lancar, akan mencapai 145.000," ujarnya.

Di luar kerja sama dengan pihak swasta, Kementerian PKP juga tengah merancang model pembiayaan yang lebih fleksibel dan memungkinkan kerja sama dalam pembangunan perumahan berjalan lancar.

"Model pembiayaan ini harus legal, tetapi memungkinkan semua pihak bergotong royong agar tidak malah menghambat para pemangku kepentingan untuk bergotong royong. Jadi, akan saya kawal betul bagaimana BPK dan BPKP juga memberikan persetujuan. Saya tidak akan melakukannya seperti di Tangerang kemarin jika BPKP tidak mengizinkan," katanya.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024