Jakarta, FORTUNE - Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro mengatakan pemerintah akan memfokuskan beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) demi mendukung program Prabowo Subianto.
Program yang dimaksud adalah swasembada pangan dan energi, persediaan air, serta hilirisasi.
"Dikaji ulang supaya searah dengan arah pembangunan yang diinginkan Pak Presiden," ujarnya di Gedung DPR, Rabu (7/11).
Harapannya, lulusan Beasiswa LPDP bisa segera terserap oleh lapangan kerja pada sektor yang tengah dibangun pemerintah.
"Nah, ke depan kita arahkan ke bidang-bidang itu, LPDP itu. Supaya mereka, setelah lulus, berkarya di mana pun juga bisa membangun Indonesia, untuk memenuhi kebutuhan pangan, energi, air, investasi, dan sebagainya,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, ia juga mengakui bahwa tidak semua penerima LPDP pulang dan mengabdi di Indonesia. Menurutnya, menjadi bermanfaat bagi Indonesia tidak berarti harus kembali ke dalam negeri.
"Negara enggak rugi kok. Pendidikan itu tidak pernah ada ruginya. Kamu sekolah pintar, kan? Duitnya balik enggak? Baliknya dalam bentuk lain. Keuntungannya dari situ, bukan dari uang yang kembali," jelasnya.
Bagi mereka yang bekerja di luar negeri sembari membawa nama Indonesia, hal tersebut juga merupakan bentuk kontribusi kepada negara.
“Sekarang dilihat saja kalau di luar negeri dia itu berprestasi, membawa nama Indonesia dengan baik, itu juga baik. Enggak ada masalah. Pada akhirnya, mereka pasti pulang suatu hari,” katanya.
Tiap tahun, pemerintah terus mengalokasikan dana pendidikan ke LPDP untuk dipupuk dan disalurkan ke para mahasiswa perguruan tinggi di Indonesia. Hingga Agustus lalu, menurut keterangan Menteri Keuangan Sri Mulyani, LPDP telah menyekolahkan dan memberikan beasiswa kepada 40.174 penerima.
"Ini adalah beasiswa yang murni LPDP. Kalau dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan dan Ristek 159.752 penerima. Dan Kementerian Agama 20.089 penerima. Jadi, total penerima beasiswa LPDP itu 200.000," ujarnya.
Di luar itu, LPDP juga telah membiayai proyek riset di dalam negeri. Secara total, dana penelitian dan riset telah diberikan ke 2.426 proyek. "Mobil listrik, bus listrik, motor listrik, kereta cepat, semua mendapat perhatian, termasuk dari sisi budaya dan juga sisi kesehatan," katanya.
Dana LPDP juga membantu membiayai pendidikan dari ribuan dokter spesialis tiap tahunnya di Indonesia.
"Pak Menkes juga agresif minta 1.000 dokter spesialis setiap tahunnya (dibiayai LPDP)," katanya. "Jadi, LPDP seperti palugada: apa kamu mau kita ada untuk pendidikan dan penelitian," ujarnya menyebut akronim slang palugada yang secara literal merupakan kependekan dari "apa lu mau, gue ada".
Menurut Sri Mulyani, LPDP adalah instrumen bagi para pelajar yang memiliki ambisi tinggi agar tidak berkecil hati menghadapi tantangan, melainkan bekerja keras berkompetisi mendapatkan beasiswa menempuh pendidikan di universitas terbaik di Indonesia dan dunia.
Meski demikian, LPDP juga membuka jalur afirmasi, "terutama anak murid dari daerah-daerah yang terdepan terluar dan tertinggal," katanya.