Jakarta, FORTUNE - Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyindir Tom Lembong dalam konferensi pers kinerja investasi tahun 2023, Rabu (24/1), sembari memamerkan Realisasi Investasi Indonesia yang mencapai target sejak dua tahun dia menjabat.
"Ini perbandingan antara pejabat terdahulu yang tamatan Harvard yang sekolahnya hebat, dan pejabat sekarang yang lulusan STIE Port Numbay, alumni Jayapura, itu," ujarnya.
Bahlil mengatakan realisasi investasi sepanjang 2023 mencapai Rp1.418,9 triliun, di atas target yang ditetapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang sebesar Rp1.400 triliun, serta target dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) sebesar Rp1.099 triliun
"Bagaimana mempertahankan pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen rumusnya adalah investasi sektor riil. Di luar hulu migas dan keuangan harus Rp1.200 triliun. Alhamdulillah tercapai 1.207 triliun (2022). Dan di tahun 2023 target naik jadi Rp1.400 triliun dan RPJMN Rp 1.099 triliun," katanya.
Bahlil juga menyinggung terkait warisan investasi mangkrak sebesar Rp708 triliun dari era Tom Lembong, yang berhasil ia realisasikan sebesar Rp558 triliun.
"Alhamdulillah tidak lebih 3 tahun investasi mangkrak dieksekusi Rp558 triliun atau 78,9 persen," ujarnya.
Perincian realisasi investasi
Bahlil menuturkan realisasi investasi sebesar Rp1.418,9 di 2023 tumbuh 17,5 persen dari tahun sebelumnya. Jika diperinci, capaian terdiri dari investasi asing (PMA) 52,4 persen atau Rp744 triliun dan investasi dalam negeri (PMDN) 47,6 persen atau Rp674,9 triliun.
Pertumbuhan PMA dan PMDN dibandingkan tahun sebelumnya masing-masing 23,7 persen dan 22,1 persen.
Kemudian, secara sektoral, industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya mencatat realisasi paling tinggi, yakni Rp200,3 triliun. Di urutan kedua, ada sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi dengan realisasi Rp159,8 triliun; disusul sektor pertambangan Rp156,5 triliun.
Selanjutnya, pada urutan keempat dan kelima, ada sektor perumahan, kawasan industri dan perkantoran dengan realisasi Rp115,2 triliun dan industri kimia dan farmasi dengan realisasi investasi Rp105,0 triliun.
Sedangkan jika dilihat berdasarkan lokasinya, realisasi investasi tertinggi tahun lalu berada di Jawa Barat dengan nilai total Rp210,6 triliun atau sekitar 14,8 persen dari total investasi.
Pada posisi kedua, ada DKI Jakarta dengan total Rp166,7 triliun (11,7 persen) dari total investasi. Lalu, di posisi ketiga hingga kelima beturut-turut ada Jawa Timur sebesar 145,1 triliun (11,7 persen); Sulawesi Tengah Rp112 triliun (7,9 persen), serta Banten Rp103,9 triliun (7,3 persen).