Jakarta, FORTUNE – Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Perkasa Roeslani mengatakan Indonesia membutuhkan US$618 miliar atau setara dengan Rp9.830 triliun (kurs Rp15.870 per dolar AS) untuk mendukung hilirisasi 28 komoditas strategis hingga tahun 2040.
Nilai investasi tersebut diproyeksikan memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian, dengan peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) hingga US$235,9 miliar atau sekitar Rp3.743 triliun.
“Kita lihat total investasi yang dibutuhkan sangat besar. Hingga tahun 2040, angka yang sudah tercatat adalah US$618 miliar,” ujarnya dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Investasi 2024, Rabu (11/12).
Dari total investasi tersebut, ia merinci, sekitar US$498,4 miliar di antaranya dialokasikan untuk hilirisasi mineral yang mencakup nikel, timah, tembaga, besi baja, bauksit, mangan, batu bara, dan lain-lain. Kemudian, sekitar US$68,3 miliar dialokasikan untuk sektor minyak bumi dan gas bumi, serta US$51,3 miliar untuk sektor perkebunan, kelautan, perikanan, hingga kehutanan.
“Dan yang ini, kembali lagi, yang paling penting adalah menciptakan lapangan pekerjaan, kurang lebih mencapai 3 juta lebih lapangan pekerjaan baru. Selain itu, ekspor juga diproyeksikan mencapai US$857,9 miliar,” terang Rosan.
Adapun 28 komoditas strategis yang didorong untuk hilirisasi tersebut meliputi nikel, timah, tembaga, bauksit, besi baja, emas, perak, batu bara, aspal Buton, pasir silika, mangan, kobalt, logam tanah jarang, minyak bumi, gas bumi, kelapa sawit, kelapa, karet, cokelat, pala, bahan bakar nabati (biofuel), kayu, getah pinus, udang, ikan TCT, ikan tilapia, rajungan, rumput laut, dan garam.
Sebagai informasi, sebelumnya Rosan menyampaikan bahwa Indonesia membutuhkan investasi sebesar Rp13,528 kuadriliun atau sekitar US$900 miliar untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen dalam kurun waktu 2025–2029.Angka tersebut, berdasarkan perhitungan Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional, mensyaratkan pertumbuhan realisasi investasi sekitar 16,75 persen per tahun dalam lima tahun ke depan.