Sri Mulyani Naikkan ICP Jadi US$82 BPH pada Asumsi Makro RAPBN 2024

Harga minyak mentah sudah merangkak ke atas US$90 per barel.

Sri Mulyani Naikkan ICP Jadi US$82 BPH pada Asumsi Makro RAPBN 2024
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI DPR di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (11/4). (ANTARA FOTO/Galih Pradipta)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menaikkan target harga minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) dalam asumsi makro Rancangan APBN 2024. Kenaikan tersebut disebabkan sejumlah dinamika yang terjadi pada OPEC dan negara-negara penghasil minyak lainnya beberapa pekan terakhir.

"ICP naik dari US$80 per barel ke US$82 per barel seperti yang kami sampaikan tadi. Beberapa minggu terakhir harga minyak melonjak, bahkan sekarang naik di atas atau di sekitar US$90 dolar (per barel)," ujarnya dalam rapat di Badan Anggaran DPR RI, Kamis (7/9).

Dia mengatakan perkembangan terakhir menunjukkan bahwa Arab Saudi dan Rusia berkomitmen menahan atau mengurangi jumlah produksi.

"Kita juga mendengar berita bahwa di AS, Presiden [Joe] Biden membatalkan eksplorasi di Alaska. Ini tentu akan memunculkan dinamika dari sisi supply," ujarnya.

Tidak hanya dari sisi pasokan, pemerintah juga mencermati perkembangan dari sisi permintaan dalam menentukan target ICP tahun depan. Menurut Sri Mulyani, perekonomian dunia yang masih digelayuti ketidakpastian akan mempengaruhi volatilitas harga minyak global.

Ia menyebut, misalnya, permintaan di pasar Amerika Serikat yang tahun depan menetapkan target inflasi lebih rendah tanpa menaikkan suku bunga yang akan mendisrupsi pertumbuhan ekonominya.

"Ini masih menjadi ketidakpastian yang masih kita terus perhatikan, dan tentu ekonomi kedua terbesar RRC yang sedang terus berupaya untuk mengembalikan ekonomi yang cenderung melemah. Dua hal inilah yang kemudian akan memunculkan bagaimana dinamika harga minyak akan ditentukan oleh supply maupun prospek ekonomi besar," katanya.

Di luar itu, faktor geopolitik juga terus menjadi pertimbangan pemerintah dalam menetapkan ICP pada angka US$82 per barel. "Ini yang sering kemudian tidak bisa dimasukkan dalam modeling proyeksi," ujarnya.

Lifting minyak naik

Pemerintah juga mengerek target lifting minyak dalam asumsi makro RAPBN 2024, dari 625.000 barel per hari menjadi 635.000 barel per hari.

"Tentu KKKS dan SKK Migas akan terus kita monitor agar delivery dari lifting minyak bisa betul-betul terwujud pada angka 635.000 barel per hari," katanya.

Di luar itu, asumsi makro lainnya mulai dari pertumbuhan ekonomi hingga lifting gas masih sama. Pertumbuhan ekonomi tetap dipatok 5,2 persen, sementara inflasi pada level 2,8 persen.

Suku bunga SBN 10 tahun Indonesia ditetapkan 6,7 persen, sementara nilai tukar rupiah masih Rp15.000 per US$. Lifting gas juga masih sama, yakni 1.033 ribu barel setara minyak per hari.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

IDN Channels

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024