Jakarta, FORTUNE - Atlet Badminton junior asal Cina, Zhang Zhi Jie, 17, meninggal dunia setelah retired dari laga penyisihan Asia Junior Championships (AJC) di Yogyakarta, Minggu (30/6). Dunia badminton Asia pun berduka.
Zhang lahir pada 30 Januari 2007. Menurut Chinese Badminton Association (CBA), asosiasi yang menaungi Zhang, ia mempunyai potensi menjanjikan sebagai atlet dalam Tim Nasional Badminton Junior Cina.
"Ia mencintai badminton dan merupakan atlet berprestasi dari timnas junior," demikian pernyataan resmi dari CBA.
Pada 2023, Zhang berhasil menjuarai kompetisi Badminton Asia U17 & U15 Junior Championships kategori tunggal putra, yang digelar bulan Oktober, setelah bertanding melawan rekan satu negaranya, Li Zhi Hang di babak final.
Di tahun yang sama, ia pun berhasil melaju hingga tahap semifinal dalam ajang Woncheon Yone Korea Junior International Challenge 2023.
Sepanjang 2024 ini, Zhang sudah mengantongi dua medali, yakni:
- Medali emas dari Yonex Dutch Junior International 2024 di Belanda pada Maret 2024.
- Perak dari ajang Yonex German Junior 2024 di Jerman pada Maret 2024.
Kronologi meninggalnya Zhang Zhi Jie
Di AJC 2024, Zhang menang melawan perwakilan Singapura (Tay Ron Hsien Justin) dalam tahap penyisihan Grup D. Pada pertandingan kedua dalam kompetisi itu, yakni melawan perwakilan Jepang (Kawano Kazuma), Zhang mendadak pingsan di lapangan pada 30 Juni malam. Dokter turnamen dan tim medis pun melakukan tindakan pertolongan pertama sebelum Zhang dibawa ke rumah sakit.
"Dia dibawa dengan ambulans siaga dalam waktu kurang dari dua menit untuk dilarikan ke rumah sakit," demikian pernyataan Badminton Asia dalam keterangannya.
Dalam konferensi pers PBSI (Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia) dan RSUP Sardjito pada Senin (1/7), sebelum Zhang dibawa ke RS Sardjito, tim medis di rumah sakit sebelumnya menyatakan, pada 20.50 WIB Zhang sudah menunjukkan indikasi tak ada nadi, napas spontan, serta terdapat tanda kematian sekunder.
Kendati demikian, Official dari Tim Cina tetap meminta supaya Zhang dirujuk ke RSUP Sardjito guna diperiksa lebih lanjut. Kemudian, pihak tim medis RSUP Sardjito memberi tindakan berupa resusitasi jantung selama 1,5 jam. Namun tetap tak ada respons, sehingga tindakan dihentikan pada 23.20 WIB. Zhang pun dinyatakan meninggal dunia karena henti jantung mendadak, sebagaimana dilansir dari akun resmi X Zona Bulutangkis, Senin.
Dalam keterangan resmi, Badminton Asia, PBSI, dan panitia penyelenggara menyampaikan bela sungkawa sedalam-dalamnya kepada orang tua Zhang, keluarga dan CBA. "Dunia bulu tangkis kehilangan pemain berbakat," demikian pernyataannya.