Bangkitkan Pariwisata, Pertemuan Menteri G20 Sepakati Bali Guidelines
Berfokus pada komunitas, masyarakat, dan UMKM.
Jakarta, FORTUNE – Pertemuan Menteri Pariwisata (Tourism Ministerial Meeting/TMM) anggota G20 di Bali menyepakati Bali Guidelines guna membangkitkan sektor pariwisata dunia, yang berfokus pada komunitas, masyarakat, serta Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, mengatakan pertemuan tingkat menteri pariwisata G20 membahas persoalan lapangan kerja dengan menarik. “Ke depan, lapangan kerja ini harus berkualitas, harus yang baik, dan memberikan peningkatan penghasilan, dan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya dalam konferensi pers, Selasa (27/9).
Lapangan kerja di sektor pariwisata cukup terpukul sejak pandemi Covid-19 melanda seluruh dunia. Untuk itu, pemulihan lapangan kerja harus bisa dihadirkan kembali dengan pendekatan Recover Together, Recover Stronger. Hal ini pun harus fokus pada komunitas, UMKM, dan penguatan masyarakat.
Bali Guidelines meliputi lima baris aksi yang jadi panduan dalam membangkitkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif dunia, terutama sejak masa pandemi Covid-19 dan di tengah berbagai gejolak serta krisis global yang terjadi beberapa waktu belakangan ini. Berikut ini adalah lima hal yang tercakup dalam Bali Guidelines.
1. Terciptanya SDM yang berkualitas
Poin pertama, panduan ini berkaitan dengan SDM yang siap bekerja dengan berdasar pada keahlian, kewirausahaan, dan edukasi. Selain itu, SDM pariwisata juga diharapkan dapat melihat kebutuhan serta keinginan pasar, menciptakan lapangan kerja baru, serta bisa menghadirkan nilai tambah dari produk atau jasa yang ditawarkan.
2. Inovasi, digitalisasi, dan ekonomi kreatif
Poin kedua Bali Guidelines berfokus pada inovasi, digitalisasi, dan ekonomi kreatif. Pada poin ini, masyarakat diharapkan dapat lebih inovatif, kreatif, dan adaptif, dalam memasuki tatanan ekosistem ekonomi digital. Dengan begitu, para pelaku ekonomi kreatif ini dapat menjangkau pasar yang lebih luas lagi ke depannya.
Kontribusi Indonesia cukup besar pada poin ini, karena Indonesia berhasil meyakinkan forum pariwisata G20, bahwa ekonomi kreatif adalah sektor yang penting dan erat kaitannya dengan kepariwisataan.
3. Pemberdayaan perempuan dan pemuda
Ketiga, adalah tentang pemberdayaan perempuan dan pemuda. Dua segmen masyarakat ini dianggap sebagai yang cukup terdampak selama pandemi, sehingga membutuhkan dukungan yang tepat. Hal ini terutama terkait dengan peranan mereka dalam sektor pariwisata dan kebangkitan ekonomi masyarakat kreatif.
4. Aksi iklim, konservasi biodiversity, dan ekonomi sirkular
Aksi keempat yang dibahas dalam Bali Guidelines adalah aksi iklim, konservasi biodiversity, dan ekonomi sirkular. Pada poin ini, penggunaan energi, tanah, air, dan sumber daya makanan di sektor pariwisata, diharapkan dapat ikut andil dalam mengurangi emisi karbon dunia.
5. Kebijakan, tata kelola, dan investasi
Aksi kelima yang tercakup dalam panduan pariwisata dunia ini adalah kerangka kebijakan, tata kelola, serta investasi yang berkualitas. Hal ini dibutuhkan untuk sebagai dasar kuat dalam implementasi keempat aksi lain di Bali Guidelines. Dengan langkah-langkah yang tepat dan cepat, maka sasaran kebangkitan sektor pariwisata yang berfokus pada SDM pun akan tercapai dengan baik.