HWG G20 Identifikasi 5 Rekomendasi Pendanaan Kesehatan Global
Salah satunya pendanaan global untuk penanganan pandemi.
Jakarta, FORTUNE - Kelompok Kerja Bidang Kesehatan (Health Working Group/HWG) G20 telah mengidentifikasi lima rekomendasi pendanaan kesehatan global. Hal ini berkaitan dengan pencegahan, kesiagaan, dan respon menghadapi pandemi (prevention, preparedness, and response/PPR).
Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan, Kunta Wibawa Dasa Nugraha, yang juga menjabat sebagai ketua Health Working Group G20, menyampaikan kelima rekomendasi tersebut, di antaranya pendanaan domestik, pendanaan global untuk negara berpenghasilan rendah-menengah, pendanaan global sebagai barang publik umum, pendanaan global untuk menangani pandemi, dan pendanaan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Menurutnya, pendanaan PPR harus memadai dan berkelanjutan. Untuk itu, diperlukan kerja sama antara para pengambil keputusan di lini publik maupun swasta. "Kami akan mencari opsi untuk menentukan kriteria penerima dana yang dapat memperkuat upaya untuk menemukan, mendeteksi, dan merespons kedaruratan kesehatan di masa depan,” ujarnya dalam dialog global CSIS, Rabu (27/4).
HWG akan lakukan identifikasi lainnya
Selain kriteria penerima dana, negara G20 juga akan mengidentifikasi elemen-elemen kunci dalam arsitektur kesehatan global. Berikutnya, mengidentifikasi mekanisme pendanaan baru terkait kriteria penerima dan alokasi sumber daya.
“Kolaborasi sektor kesehatan sangat penting untuk mengatasi potensi kesenjangan pendanaan, menciptakan mekanisme campuran pendanaan multilateral yang ada, dan mengeksplorasi mekanisme pendanaan baru yang dapat mendukung pencegahan dan kesiapsiagaan pandemi,” ujar Kunta.
WHO diharapkan lebih mempertegas perannya
WHO dinilai perlu mempertegas perannya di dalam mekanisme pendanaan baru. Hal tersebut untuk mencegah terjadinya duplikasi dan fragmentasi dari mekanisme serupa.
Menurutnya, ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian WHO, mengingat situasi global yang cukup mendesak karena pandemi. “Masih terdapat ketidakjelasan hubungan antara usulan mekanisme pendanaan yang terbentuk di luar kerangka kerja WHO dengan peran koordinasi pusat WHO,” tuturnya.
Cakupan penguatan arsitektur kesehatan global
Penguatan arsitektur kesehatan global menjadi satu dari tiga isu utama yang diangkat dalam Presidensi G20 Indonesia. Pemerintah mengemasnya dalam beberapa program dan inisiatif
Mobilisasi sumber finansial untuk pencegahan dan penangan pandemi, merupakan salah satu program yang diusulkan. Hal ini akan dicapai melalui berbagai kegiatan preventif, promotif, dan kuratif. Kemudian harmonisasi protokol kesehatan berstandar global juga jadi perhatian penting.
Berikutnya, adalah perluasan cakupan industri farmasi global untuk pencegahan dan persiapan dalam merespon ancaman pandemi. “Pendistribusian secara merata dan berkeadilan vaksin, pengobatan, diagnostik ke negara berkembang,” ujarnya.
Selain itu, Indonesia juga mendorong transfer pengetahuan yang berkenaan mulai dari data hingga mekanisme riset antarnegara.