NEWS

Memahami Behavioral Economics: Pengertian, Faktor, dan Prinsipnya

Manusia adalah makhluk unik dalam banyak keputusan ekonomi.

Memahami Behavioral Economics: Pengertian, Faktor, dan PrinsipnyaBandung, Indonesia - Mei, 2020: Transaksi di kios kecil atau "warung" di Bandung, Indonesia. Shutterstock/Bastian AS
24 October 2023

Jakarta, FORTUNE – Ada banyak pendekatan yang bisa dilakukan untuk memahami konsep perekonomian di tengah masyarakat, salah satunya adalah studi behavioral economics.

Berdasarkan sejarah yang diungkapkan oleh laman pluang.com, Behavioral economics mulai berkembang di kalangan ekonom pada tahun 1960-an. Awalnya cara ini dilakukan untuk mengidentifikasi bias utama saat seseorang menentukan keputusan ekonomi.

Beberapa ilmuwan yang kerap mendalami permasalahan ini adalah psikolog Amos Tverky dan Daniel Kahneman. Pada dekade 1970-an dan 1980-an, keduanya menemukan bahwa satu individu dengan individu lain rupanya menginterpretasikan informasi-informasi ekonomi secara berbeda.

Menurut keduanya, manusia cenderung berpatokan pada pengalaman dan pengetahuan yang mereka miliki ketimbang pada data ketika menentukan sebuah keputusan.

Untuk memahami hal ini lebih jauh, berikut ulasan lengkap behavioral economics secara lebih mendalam, dengan mengutip dari Pluang.com.

Pengertian

Berburu takjil di pasar Benhil.
Berburu takjil di pasar Benhil. (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)

Secara umum, behavioral economics dapat diartikan sebagai studi psikologi yang berkaitan dengan proses pengambilan keputusan ekonomi pada individu maupun institusi.

Teori ini ada untuk menganalisis keputusan ekonomi manusia yang dianggap tidak logis dan tidak mengikuti prediksi model ekonomi.

Banyak perilaku ekonomi manusia yang kadang tidak didasarkan pada logika, seperti halnya berjudi. Meski kalah dalam satu babak, pemain judi kerap mempertaruhkan lebih besar lagi pada babak selanjutnya. Meskipun hal ini sebenarnya bertentangan dengan logika ekonomi yang menyebutkan bahwa pertaruhan lebih besar dilakukan pada satu babak bila pemain memenangkan babak sebelumnya.

Ragam peristiwa ekonomi yang di luar nalar tersebut membuat akademisi mengasumsikan bahwa segala tindak-tanduk manusia didorong oleh emosi dan kerakusan, yang dipengaruhi oleh lingkungan dan kondisinya saat itu. Asumsi inilah yang kemudian menjadi fondasi bagi behavioral economics.

Behavioral economics juga sering dikaitkan dengan normative economics atau perspektif ekonomi yang menggambarkan penilaian normatif terhadap pembangunan ekonomi, proyek investasi, dan sebagainya.

Faktor pendorong

Pengunjung padati pameran otomotif GIIAS 2023
Pengunjung padati pameran otomotif GIIAS 2023 / dok. Seven Event

Related Topics

    © 2025 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.