Jelang Akhir Tahun, Jokowi Ingatkan Target 95% Realisasi APBN 2023
Kemenkeu akan percepat penyaluran transfer daerah.
Jakarta, FORTUNE – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan bahwa target realisasi anggaran 2023 minimal bisa mencapai 95 persen, menjelang berakhirnya tahun 2023 yang tersisa sekitar dua pekan lagi.
UmPresiden menginstruksikan jajarannya untuk memastikan realisasi penyerapan anggaran tahun 2023 bisa tercapai. “Betul-betul diikuti karena target saya realisasi minimal 95 persen. Jadi tolong harian ditanyakan ke dirjen, tanyakan ke deputi agar target itu tidak meleset,” ujarnya saat memimpin Sidang Kabinet Paripurna, Senin (11/12).
Jokowi juga mengimbau jajaran Kementerian/Lembaga (K/L) untuk segera mempersiapkan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024, pada Januari mendatang. Selain itu, hal ini juga perlu diperhatikan oleh pemerintah daerah, terutama dalam hal penyerapan anggaran.
Mengutip data Kementerian Keuangan (Kemenkeu), penyerapan anggaran hingga Oktober 2023 baru mencapai 73,2 persen atau sekitar Rp2.240 triliun. Angka ini melambat hingga 4,7 persen dari tahun sebelumnya yang mencapai 75,7 persen pada Oktober 2022.
Sementara itu, belanja pemerintah pusat maupun transfer ke daerah tercatat menurun secara tahunan, yakni masing-masing sebesar 5,9 persen dan 1,6 persen. Padahal, sebelumnya Kemenkeu memasang outlook belanja negara tahun ini sebesar Rp3.123,7 triliun, atau naik 0,9 persen dari target awal APBN 2023.
Stabilisasi harga
Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu), Suahasil Nazara, mengatakan bahwa Presiden telah memberikan arahan menjaga stabilisasi harga dan juga memastikan bahwa kesiapan kita memasuki 2024 dalam pelaksanaan APBN. “Sehingga mulai awal tahun APBN bisa betul-betul dilaksanakan. Kepada kementerian/lembaga juga diarahkan supaya bisa mulai melaksanakan APBN seawal mungkin, sedini mungkin, sejak bulan Januari,” katanya.
Terkait penyaluran transfer ke daerah, Wamenkeu mengatakan pihaknya akan mempercepat pelaksanaannya pada akhir tahun ini. “Akan ada transfer dan semoga nanti bisa melengkapi kesiapan pemda juga untuk memaksimalkan penyerapan anggaran di tahun 2023, sehingga mendapatkan efek maksimal kepada pertumbuhan ekonomi,” ujar Suahasil.
Pertumbuhan ekonomi global
Suahasil menjelaskan kondisi ekonomi global dan negara maju, seperti Amerika Serikat yang sudah mulai terjadi moderasi dalam indikator ekonomi, baik dari sisi tenaga kerja, pertumbuhan ekonomi, maupun inflasi.
Pada sisi lain, pertumbuhan ekonomi Tiongkok masih lemah meski lebih baik dari estimasi beberapa bulan yang lalu, dan pertumbuhan ekonomi Eropa masih cukup berat dan negatif. “Semoga ini bisa segera selesai dan dengan itu kita akan menutup tahun 2023, estimasi kami di Kementerian Keuangan, pertumbuhan ekonomi masih di sekitar angka 5,0 persen,” ujarnya.
Suahasil mengatakan, pemerintah memberikan perhatian khusus pada inflasi harga pangan, meski inflasi Indonesia saat ini cukup terkendali di kisaran 2,9 persen. Apalagi, menjelang akhir Desember, Natal dan Tahun Baru biasanya terjadi penkngkatan permintaan atas beberapa produk-produk pangan, seperti beras, jagung, dan komoditas lainnya.