Mengenal 17 Subsektor Ekonomi Kreatif di Indonesia
Ekonomi kreatif punya potensi yang besar di Indonesia.
Jakarta, FORTUNE – Ekonomi kreatif, menurut Diktum Instruksi Presiden No.6 Tahun 2009, memiliki pengertian sebagai kegiatan ekonomi berdasarkan pada kreativitas, ketrampilan, dan bakat individu untuk menciptakan daya kreasi dan daya cipta individu yang bernilai ekonomis dan berpengaruh pada kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Kemenparekraf terus menggencarkan peningkatan potensi ekonomi masyarakat yang bersumber dari produk-produk ekonomi kreatif. Dalam catatan Kemenparekraf, produk kreatif bukan hanya fesyen dan kuliner saja, melainkan masih banyak lainnya hingga 17 subsektor. Berikut ini, Fortune Indonesia akan mengulasnya satu-persatu dari laman resmi Kemenparekraf.
1. Pengembang permainan (game)
Subsektor ini di Indonesia masih cukup baru dan lebih dikenal oleh generasi muda, kelompok milenial, gen-Z, dan generasi di bawahnya.
Kemenparekraf mencatat, kontribusi game untuk ekraf Indonesia pada 2017 adalah 1,93 persen PDB, dengan 44.733 jumlah tenaga kerja. Pada saat yang sama ada 51 pengembang game lokal baru yang dari tahun ke tahun bertambah jumlahnya.
Indonesia merupakan salah satu negara dengan pangsa pasar game yang peningkatannya cenderung signifikan. Banyak peluang yang bisa didalami, baik sebagai pembuat maupun pemain profesional.
“Kemenparekraf akan mengelola subsektor pengembang permainan lebih serius melalui beberapa hal, yaitu menginisiasi munculnya lebih banyak inkubator pengembang permainan, memasukkan unsur-unsur permainan ke dalam dunia pendidikan, memproteksi para pengembang lokal, dan membantu mereka dalam mempromosikan karya-karyanya,” tulis Kemenparekraf di laman resminya.
2. Kriya
Kriya adalah subsektor ekonomi kreatif yang berpotensi menyerap banyak tenaga kerja dan sangat dekat dengan sektor pariwisata. Kriya meliputi segala kerajinan yang berbahan kayu, logam, kulit, kaca, keramik, dan tekstil. Subsektor ini maju karena berlimpahnya material bahan baku yang tersedia dan tingginya kreativitas para pelaku industrinya.
Kemenparekraf menilai potensi kriya asli Indonesia memiliki potensi sangat besar dengan pemasaran yang cukup terbuka tak hanya di Indonesia, namun sampai ke luar negeri.
Berdasarkan riset kemenparekraf tahun 2020, selama pandemi, 75 persen pelaku ekraf termasuk pekriya memilih untuk menambah pengetahuan dari ilmu baru. Sementara, sejak 2015 kriya tercatat sebagai salah satu dari tiga subsektor penyumbang PDB ekonomi kreatif terbesar di Indonesia, berkontribusi lebih dari 14 persen untuk PDB ekraf (2018-2019).
3. Desain interior
Masyarakat mulai mengapresiasi estetika ruangan secara lebih baik, jasa desainer interior untuk merancang estetika interior hunian, hotel, dan perkantoran pun ikut berkembang pesat. Dengan demikian, potensi ekonomi dari industri desain interior dinilai sangat menjanjikan.
“Kemenparekraf melihat ada beberapa hal yang masih perlu digarap dalam sub sektor ini, antara lain adalah proteksi terhadap para pelaku kreatif desain interior di pasar domestik, adanya sertifikasi untuk menciptakan standar, dan perlindungan hak cipta,” kata Kemenparekraf.
Kemenparekraf juga akan menginisiasi promosi desain interior melalui berbagai program, salah satunya dengan mengadakan event atau pameran berskala internasional secara rutin.
4. Musik
Siapa yang tak kenal musik, subsektor ini adalah salah satu unggulan yang diyakini mampu menjadi salah satu subsektor ekonomi kreatif dengan potensi yang besar. Namun, beberapa permasalahan pun masih membayangi, salah satu yang terbesar adalah pembajakan yang masih marak sehingga menyebabkan perkembangan industri musik di Indonesia terhambat.
Kemenparekraf pun akhirnya memberikan fasilitas bagi para pelaku industri musik, seperti perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI), sehingga bisa mengurangi pembajakan, menginisiasi terbentuknya inkubator-inkubator musik, membuka akses permodalan untuk industri musik, membangun ekosistem bisnis musik yang sehat, dan program-program lain.
5. Seni Rupa
Menurut Kemenparekraf, Indonesia mempunyai potensi terbesar baik secara kualitas, kuantitas, pelaku kreatif, produktivitas, dan potensi pasar. Seni rupa Indonesia juga sudah memiliki jaringan yang sangat kuat baik dalam negeri ataupun di luar negeri.
Kemenparakraf menyatakan akan memberi dukungan pada subsektor ini dengan menyediakan berbagai fasilitas seperti pembangunan ruang seni dan budaya, fasilitasi forum dan ajang seni rupa bertaraf internasional, serta menjadikan Indonesia sebagai pusat seni rupa Asia Tenggara.
6. Desain Produk
Subsektor ini sangat berkaitan dengan para pelaku industri lain dengan tren yang cukup positif. Subsektor desain produk juga didukung oleh para pelaku industri yang memiliki craftmanshift andal. Para desainer produk mampu menggali dan mengangkat kearifan lokal, kekayaan budaya Indonesia yang beraneka ragam, dalam setiap karya-karyanya.
Beberapa pendekatan yang bisa dilakukan untuk sub sektor ini adalah dengan mengelola industri dari hulu ke hilir, bekerja sama dengan berbagai asosiasi untuk meningkatkan penggunaan desain produk lokal Indonesia, dan mendirikan pusat desain sebagai hub lintas subsektor.
7. Fesyen
Fesyen adalah subsektor yang tengah diperjuangkan oleh Kemenparekraf untuk bisa bersaing dengan produk internasional lain di Arab Saudi. Tren fasyen senantiasa berubah dengan cepat. Dalam hitungan bulan, selalu muncul mode baru. Ini tak lepas dari produktivitas para desainer lokal yang inovatif merancang baju-baju model baru, dan munculnya generasi muda kreatif yang antusias dengan industri fesyen ini.
Kemenparekraf akan melakukan pendampingan melalui fasilitasi-fasilitasi yang bisa mendorong subsektor ini menjadi kian berkembang. Sejumlah kebijakan untuk mendorong penggunaan karya fesyen dalam negeri dilakukan dengan melancarkan ketersediaan bahan baku, sampai pada promosi produk-produk fesyen dalam negeri di pasar domestik dan global.
8. Kuliner
Subsektor kuliner memberikan kontribusi yang cukup besar, yaitu 30 persen dari total pendapatan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Industri kuliner mempunyai potensi yang sangat kuat untuk berkembang, oleh karena itu pemerintah akan mendukung sub sektor ini supaya lebih maju.
Kemenparekraf berperan serta dalam mendampingi sub sektor kuliner ini. Kemenparekraf menyediakan fasilitasi seperti pelatihan bisnis, akses permodalan, dan pendampingan pendirian usaha. Kemenparekraf juga akan berpartisipasi dalam mempromosikan kuliner Indonesia yang sangat beraneka ragam ini di pasar domestik dan luar negeri.
9. Film, animasi, dan video
Subsektor ini adalah salah satu yang berkembang cukup pesat saat ini. Meski sedikit tertinggal dengan negara-negara tetangga, seperti Singapura, Malaysia, atau Thailand, namun upaya untuk memperkuatnya tak akan pernah terlambat. Apalagi, Indonesia memiliki penduduk besar yang berpotensi menjadi pasar yang besar.
Sebagai lembaga pemerintah, Kemenparekraf akan menyediakan fasilitasi untuk memperkuat industri perfilman Indonesia. Kemenparekraf menggarap beberapa program, seperti mengeluarkan peraturan untuk melindungi hak karya intelektual di industri film, membuka akses investasi dan permodalan, serta membuka akses lebih lebar terhadap para penonton.
10. Fotografi
Bisnis yang sekarang banyak dicari dan tengah berkembang cukup tinggi minat terhadap fotografi. Banyak hasil karya anak negeri yang menakjubkan, dengan keterampilan memotret yang bagus, dan layak dijadikan bisnis dengan pendapatan yang cukup menggiurkan.
Dengan demikian, wajar jika fotografi pun sekarang termasuk ke dalam ekonomi kreatif, karena hasil jepretan dapat diperjualbelikan dan mendukung subsektor lainnya, seperti periklanan atau desain produk.
11. Desain Komunikasi Visual (DKV)
Desain Grafis (DKV) punya peran yang sangat penting dalam mendukung pertumbuhan bisnis pengusaha swasta, pemilik merek, dan bahkan kelancaran program-program pemerintah. Potensi pasar domestik sangat menjanjikan, terutama dengan semakin banyaknya praktisi DKV lokal yang lebih memahami situasi pasar, pengetahuan, dan nilai-nilai lokal.
Beberapa program yang bisa dilakukan adalah dengan mempromosikan serta memublikasikan hasil karya sub sektor ini, membuat regulasi agar para pekerja desain lokal mendapatkan prioritas dalam menggarap proyek perusahaan domestik daripada para desainer luar, terutama setelah kesepakatan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) diberlakukan.
Televisi dan Radio
Meski termasuk salah satu subsektor konvensional, namun dua sektor media ini terus bebenah dan menyesuaikan dengan digitalisasi yang kini makin diperluas oleh pemerintah. Dengan begitu, potensi ekonomi di subsektor ini dapat terus terjaga dan bersaing dengan subsektor lainnya.
Kemenparekraf akan menyediakan berbagai fasilitasi yang dibutuhkan oleh sub sektor televisi dan radio. Fasilitasi tersebut akan meliputi banyak hal, mulai dari program-program acara yang berkualitas, mendukung pembentukan SDM yang berkualitas, dan segala hal yang berkaitan dengan kreativitas sektor ini.
13. Arsitektur
Subsektor ini seperti perpaduan antara seni dan bisnis properti. Peran arsitektur di Indonesia sangat penting. Dalam hal budaya, keanekaragaman arsitektur lokal dan daerah menunjukkan karakter Bangsa Indonesia yang mempunyai beraneka ragam budaya. Sedangkan dalam hal pembangunan, arsitektur juga berperan dalam merancang dasar pembangunan sebuah kota.
Potensi ini cukup besar, namun Indonesia masih kekurangan arsitek. Padahal, pembangunan yang terus digencarkan oleh pemerintah maupun pihak swasta sangat butuh jasa para arsitek. Arsitektur menjadi bagian penting dari pengembangan industri nasional yang sedang bergeser dari raw-based economy menjadi knowledge-based economy.
14. Periklanan
Sampai saat ini, iklan masih menjadi media paling efisien untuk memublikasikan produk dan jasa. Menurut Kemenprarekraf, pertumbuhan belanja iklan nasional bisa mencapai 5-7 persen setiap tahunnya. Ditambah lagi, iklan mempunyai soft power berperan dalam membentuk pola konsumsi, pola berpikir, dan pola hidup masyarakat.
Oleh karena itu sangat penting apabila sub sektor ini dikuasai oleh SDM lokal. Kemenparekraf akan memfasilitasinya dengan penguatan SDM lokal, mengatur kebijakan pembatasan investasi asing di industri iklan Indonesia, memperkuat otoritas dewan periklanan Indonesia, dan pembatasan penayangan iklan adaptasi dari regional atau global.
15. Penerbitan
Penerbit sudah pasti menjadi ekonomi kreatif karena dari segi proses sarat akan kreativitas, kemampuan dan dilatarbelakangi dengan ilmu pengetahuan. Sebuah penerbitan buku tidak berani menerbitkan buku yang asal ditulis. Sudah pasti mereka akan memilih penulis yang berkompeten di bidangnya.
16. Aplikasi
Aplikasi tidak melulu dibuat dari negara di luar Indonesia, sekarang sudah banyak aplikasi-aplikasi buatan lokal. Didukung kesadaran masyarakat terhadap penggunaan teknologi, pembuat aplikasi memiliki peluang besar. Jadi, subsektor ini pun menurut Kemenparekraf menyimpan potensi yang luar biasa untuk mendukung perekonomian Tanah Air.
17. Seni pertunjukan
Indonesia memiliki kekayaan dan keanekaragaman seni dan tradisi pertunjukan, seperti wayang, teater, tari, dan lain sebagainya yang telah diakui dan mendapatkan apresiasi dunia internasional. Seni pertunjukan dari masing-masing daerah sudah tersebar secara sporadis ke seluruh wilayah di Indonesia.
Dengan demikian, subsektor ini pun menjadi salah satu sumber perekonomian unggulan yang berpeluang mensejahterakan masyarakat Indonesia. Kemenparekraf menyampaikan akan mendukung dengan memfasilitasi regulasi, pembangunan tempat pertunjukan, pembentukan performing art board/council untuk memetakan platform dan menjaga standar seni pertunjukan, festival-festival pertunjukan seni, dan lain sebagainya.
Demikian ulasan dari berbagai subsektor ekonomi kreatif yang ada di Indonesia. Tak hanya sebagai penyedia hiburan dan pemenuhan kebutuhan lewat kreatifitas masyarakat, subsektor ini bisa menjadi lahan pendapatan bagi masyarakat, demi terciptanya perekonomian negara yang kuat dan menyejahterakan.