KBRI Tokyo Resmikan Sentra UKM Indonesia di Jepang
Ini merupakan upaya pengembangan UKM Indonesia di Jepang.
Jakarta, FORTUNE- Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo membentuk sentra atau pusat usaha kecil dan menengah (UKM). Langkah ini merupakan bagian dari upaya membantu pelaku usaha Indonesia dalam mengembangkan bisnisnya di Jepang.
Penandatanganan kesepakatan bersama Pembentukan Small and Medium Enterprises (SME) Center di Tokyo dilakukan bersama Bank Negara Indonesia (BNI) Tokyo, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Tokyo, Indonesia Investment Promotion Center (IIPC Tokyo), Garuda Indonesia Tokyo dan Pertamina East Asia di Gedung KBRI Tokyo, Rabu (30/9).
Membantu diaspora pelaku UKM
Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Jepang, Heri Akhmadi mengatakan, keberadaan SME Center ini diharapkan dapat membantu pelaku usaha Indonesia, khususnya UMKM Diaspora di Jepang dalam mengembangkan usahanya.
"Pasar Jepang dikenal dengan standarnya yang tinggi. Namun, jika sudah bisa masuk ke pasar Jepang, produk Indonesia dapat lebih mudah melakukan penetrasi ke pasar internasional. Pembentukan Pusat UKM ini adalah bentuk nyata dari upaya mempercepat pemulihan ekonomi nasional dengan semangat Indonesia Incorporated," katanya, dikutip dari ANTARA, Jumat (1/10).
Dukungan kredit perbankan
Sementara itu, pelaksana tugas General Manager BNI Tokyo, Dyah Paramita menyebutkan telah menyiapkan dukungan berupa fasilitas pembiayaan kredit diaspora dan layanan perbankan yang terintegrasi.
“Kantor BNI Tokyo siap untuk menjadi pusat etalase berbagai produk UMKM Indonesia yang telah siap masuk ke pasar Jepang,” ujarnya.
Kepala Kantor Perwakilan BI di Tokyo, Causa Iman Karana menyampaikan komitmennya untuk membantu melakukan kurasi produk UMKM binaan Bank Indonesia sesuai dengan spesifikasi standar kualitas produk di Jepang.
Melalui SME Center pelaku usaha Indonesia akan mendapatkan pemberdayaan untuk peningkatan kapasitas dan kualitas produksi serta perluasan pemasaran produk melalui business match-making dengan para buyer Jepang.
Pusat informasi peluang investasi
Dalam kaitan ini, IIPC Tokyo akan memanfaatkan SME Center sebagai pusat informasi yang terintegrasi terkait berbagai peluang berinvestasi di Indonesia. Dukungan juga diberikan oleh Garuda Indonesia Tokyo dan Pertamina East Asia, antara lain dalam bentuk promosi maupun skema logistik pengiriman produk UMKM Indonesia ke berbagai destinasi di Jepang yang dilalui oleh rute Garuda Indonesia.
Ia menyebut, Jepang adalah mitra dagang terbesar kedua Indonesia, dengan nilai perdagangan bilateral pada semester I 2021 mencapai US$ 17 miliar dengan surplus Indonesia US$ 1,05 miliar. Sementara itu, total realisasi investasi Jepang di Indonesia sejak 2015 sampai triwulan kedua 2021 adalah US$ 26,18 miliar.
Peluang UKM kembangkan bisnis ke Jepang
Dubes RI untuk Jepang Heri Akhmadi dalam webinar Penguatan Sektor UMKM dalam Upaya Pemulihan Ekonomi Pasca Pandemi, Jumat (22/1), mengatakan UMKM merupakan tulang punggung perekonomian nasional, yang berkontribusi 61 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dan menyerap angkatan kerja sebanyak 120 juta.
"UMKM Indonesia harus mempelajari syarat ekspor-impor, aturan standar, serta tren dan karakteristik produk yang berpotensi di Jepang. Pelaku UMKM harus berinovasi dan merespon perubahan perilaku konsumen yang telah beralih dari pasar konvensional ke pasar digital," katanya dalam keterangan pers, Minggu (24/1).
Menurut Heri Akhmadi, adalah pelaku UMKM agar memanfaatkan peluang dari perjanjian perdagangan dan investasi kedua negara yang akan semakin terbuka. Dalam hal ini adalah Indonesian Japan Economic Partnership Agreement atau IJEPA yang sudah dalam tahap finalisasi menjadi IJEPA jilid dua.
"Dalam perjanjian IJEPA, lebih dari 80 persen yang masuk dalam pos tarif Jepang menikmati tarif nol persen, contohnya produk kayu, ikan olahan, alas kaki, tekstil, perhiasan, furnitur, dan lain-lain," ujarnya.
"Pemerintah Indonesia juga telah mendirikan Free Trade Agreement Center di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan dan Makassar. FTA Center tersebut bertujuan membantu UMKM untuk memperoleh informasi, jasa konsultasi dan advokasi," katanya, menambahkan.
Wakil Duta Besar RI untuk Jepang Tri Purnajaya dalam paparannya mengatakan, pelaku UMKM Indonesia harus mulai berpikir untuk pasar global. "Mindset UMKM Indonesia masih dengan pasar dalam negeri. Banyak peluang di Jepang. Mulai dari makanan halal, furnitur hingga produk pertanian. Perlu diperhatikan standar ekspor impor Jepang dan kualitas kontrol," katanya.
Sementara itu, Staf Khusus Menteri Koperasi & UKM, M.Riza Damanik menjelaskan, Kementerian Koperasi dan UKM optimistis kontribusi ekspor UMKM akan meningkat menjadi 15,12 persen pada 2021. Bahkan target tersebut menurutnya akan ditingkatkan pada 2024 menjadi 21,60 persen.
"Saat ini ekspor UMKM hanya berkisar 14,37 persen, tapi kita optimis akan ada peningkatan signifikan hingga 2024," ujarnya.