Lawatan Jokowi di UEA Hasilkan Komitmen Investasi US$32,7 Miliar
Menjajaki peluang investasi di berbagai sektor
Jakarta, FORTUNE - Presiden Joko Widodo mengantongi komitmen investasi senilai US$32,7 miliar atau senilai Rp468,3 triliun dalam kunjungan ke Uni Emirat Arab (UEA). Kabar tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi dalam keterangan pers secara virtual melalui YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (4/11).
"Selama kunjungan ini terdapat komitmen bisnis dan investasi senilai US$32,7 miliar dari 19 perjanjian kerja sama yang akan dipertukarkan besok di Dubai," kata Retno.
Menlu Retno memerinci, komitmen bisnis dan investasi tersebut antara lain kerja sama antara Indonesia dan Abu Dhabi Growth Fund, kerja sama antara Indonesia dan DP World, floating solar antara Masdar dan Pertamina, refinery Balikpapan, manufaktur dan distribusi vaksin, serta bioproducts.
“Selain itu, ada pula berbagai kesepakatan G42 dengan berbagai mitra di Indonesia, antara lain di bidang smart cities, telekomunikasi, pengembangan laboratorium genomik, dan lain sebagainya,” ujarnya.
Menjajaki peluang investasi baru
Langkah selanjutnya, kata Retno, di bidang investasi besok Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia, masih akan melakukan pertemuan investasi, serta pertemuan dengan perusahaan besar Amerika.
Sebelumnya saat berada di Glasgow, Indonesia juga telah menerima komitmen investasi dalam pertemuan dengan para investor di di sela-sela pertemuan COP26. Adapun komitmen saat itu adalah US$9,2 miliar.
"Sehingga sekali lagi sampai titik ini totalnya adalah 9,2 miliar dolar AS ditambah 32,7 miliar dollar AS. Dan kita berharap besok akan ada komitmen baru," ucap Retno.
Selain itu, Presiden Joko Widodo juga telah melakukan pertemuan dengan Putra Mahkota Sheikh Mohamed bin Zayed bin Sultan Al Nahyan. Pertemuan kedua pemimpin membahas berbagai macam isu. Termasuk masalah kerja sama di bidang renewable energy, pembangunan ibu kota baru, investasi, dan perdagangan.
"Presiden telah mengundang putra mahkota untuk hadir dalam KTT G20 sebagai undangan Presidensi G20 Indonesia pada Oktober 2022," ujar Retno.
"Putra mahkota menyambut baik undangan Bapak Presiden tersebut. UAE akan menjadi salah satu tamu undangan untuk KTT G20 di bawah Presidensi Indonesia," katanya.
Bahlil: UEA Komitmen Investasi Rp469 Triliun ke RI
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, "Komitmen 32,7 miliar dolar AS tersebut merupakan akumulasi dari investasi yang di-handle oleh INA (Lembaga Pengelola Investasi/LPI) maupun Kementerian Investasi," kata Bahlil.
Komitmen investasi tersebut akan dikelola oleh Lembaga Pengelola Investasi (LPI) dan Kementerian Investasi untuk beberapa sektor. Seperti sektor kesehatan, energi baru dan terbarukan, infrastruktur pelabuhan, dan pangan.
"Bagaimana pangan untuk mendorong agar bibit di tangan kita semakin baik dan mempunyai nilai produksi yang tinggi," kata dia.
Dengan minat yang tinggi dari investor UEA, kata Bahlil, pemerintah akan mendorong percepatan realisasi investasi tersebut. Misalnya, pemerintah akan menjamin mengenai percepatan perizinan kepada investor dan juga insentif.
Bahlil melanjutkan, pemerintah juga akan mendorong kolaborasi yang baik antara investor dari UAE dengan pengusaha nasional Indonesia termasuk pengusaha dari sektor UMKM.
"Dari hasil komunikasi kedua pimpinan kedua negara dan delegasi Indonesia, saya melihat persepsi para investor yang ada di UEA di Indonesia semakin hari semakin baik. Angka 32,7 miliar dolar AS merupakan hasil dari kepercayaan yang baik, kepercayaan investor dari UEA ke Indonesia," kata dia.
Setelah kunjungan kerja hari pertama di Abu Dhabi, UEA, Presiden RI Joko Widodo, melanjutkan kunjungan kerja ke Dubai, UEA, Kamis (4/11) untuk bertemu Perdana Menteri/Penguasa Dubai Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum, serta para pebisnis dan pebisnis.
Bahlil mengharapkan dengan forum investasi yang akan digelar pada Kamis ini, komitmen investasi dari UEA akan meningkat melebihi 35 miliar dolar AS.
"Kami targetkan harus di atas 35 miliar dolar AS, tapi angka berapa nanti besok kami akan buka," ujar dia.