Sumbar Buka Peluang Ekspor Kopi ke Negara Skandinavia
Upaya meningkatkan pasar dan mendorong peningkatan produksi.
Jakarta, FORTUNE - Sebagai upaya meningkatkan pasar dan mendorong peningkatan produksi, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) akan memasarkan komoditas kopi ke kawasan negara Skandinavia.
"Kopi dari Solok Selatan sudah dikirim ke Australia. Kemudian pada Februari 2023, kami diundang ke Norwegia dan kopi salah satu komoditi yang akan dibawa ke sana untuk meningkatkan pemasaran," kata Mahyeldi dikutip ANTARA, Selasa (25/10).
Dengan kolaborasi yang baik antara pemerintah daerah, pusat, dan BSI ia optimistis akan memberikan hasil maksimal kepada petani. Diharapkan apa yang sudah dilakukan oleh BSI bisa diikuti oleh pengusaha atau bank lainnya sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan petani.
Kopi Solok Selatan terkenal dengan jenis kopi arabika. Selain itu, Solok Selatan juga memproduksi jenis kopi robusta. Kopi dari daerah ini mempunyai kelebihan dari aromanya yang kuat. Aroma yang paling terasa adalah aroma spicy atau rempahnya. Selain itu karakter rasa citrus (lemon) dan chocolate note-nya juga membuat kopi Solok Selatan ini terasa begitu nikmat ketika di seruput.
Nilai tukar petani di Sumbar meningkat
Mahyeldi menyebutkan, pada 2021 nilai tukar petani di Sumbar meningkat 7,9 poin dibandingkan 2020 dan berharap 2022 lebih baik lagi sehingga kesejahteraan petani meningkat.
Paling tinggi nilai tukar petani, yaitu sektor perkebunan 300 persen karena sekarang ada fokus pengembangan madu galo-galo dan kualitasnya salah satu yang terbaik di dunia.
"Sesungguhnya inflasi tertinggi di Sumbar tetapi bagi masyarakat tidak terasa karena pertumbuhan ekonomi Sumbar di atas lima persen," ujarnya.
Dia menambahkan, mendukung kemitraan masyarakat dengan koperasi maupun pihak lainnya untuk membangkitkan ekonomi.
Bupati Solok Selatan Khairunas berharap, Pemprov Sumbar melakukan pembinaan kelompok tani secara berkelanjutan dan berkolaborasi dengan Pemkab. "Dengan dukungan dari berbagai pihak petani harus bisa meningkatkan produktivitas sehingga bisa meningkatkan ekonomi," katanya.
Diharapkan bantuan dari BSI juga bisa dalam bentuk teknologi sehingga petani bisa mengembangkan hasil produksi dan menghasilkan nilai tambah.
Untuk diketahui, produksi Kopi Solok Selatan hingga triwulan III, yaitu jenis arabika 627 ton dengan panen rata-rata 720 kilogram per hektare dalam bentuk kopi beras. Adapun untuk robusta produksinya mencapai 1.988 ton dengan rata-rata panen 934 kilogram per hektare dalam bentuk kopi beras.