NEWS

Banjir Impor Perparah Kondisi Industri Tekstil dan Pakaian Jadi

Industri tekstil kian mengkhawatirkan.

Banjir Impor Perparah Kondisi Industri Tekstil dan Pakaian Jadiilustrasi industri tekstil (unsplash/rio lecatempessy)
01 October 2024

Fortune Recap

  • Industri tekstil dan pakaian jadi di Indonesia masih terdampak serbuan produk impor, baik legal maupun ilegal.
  • Angka Indeks Kepercayaan Industri (IKI) subsektor pakaian jadi cenderung menurun sejak Mei, berdampak pada penurunan permintaan.
  • Kondisi semakin mengkhawatirkan di kawasan berikat karena mulai mengalami penurunan permintaan ekspor yang dapat memperparah tekanan bagi industri konveksi di luar kawasan berikat.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Industri Tekstil dan pakaian jadi di Indonesia masih menghadapi tekanan berat akibat serbuan produk impor, baik yang legal maupun ilegal.

Juru Bicara Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Febri Hendri Antoni, mengatakan Indeks Kepercayaan Industri (IKI) subsektor pakaian cenderung menurun sejak Mei, meskipun secara keseluruhan kinerjanya masih ekspansif atau masih di atas level 50.

“Kami melihat sekarang badai banjir impor sudah mulai berdampak pada subsektor industri pakaian jadi. Sejak bulan Mei lalu industri pakain jadi itu masih ekspansif, tapi kami lihat ada tren penurunan IKI sampai bulan September,” kata dia dalam konferensi pers Rilis IKI yang disiarkan secara virtual, Senin (30/9).

Penurunan permintaan pakaian jadi ini terjadi di luar kawasan berikat, yang notabene memenuhi kebutuhan dalam negeri.  

Febri juga menyoroti kondisi yang semakin mengkhawatirkan di dalam kawasan berikat.

"Industri pakaian jadi di kawasan berikat mulai mengalami penurunan permintaan ekspor. Kami khawatir produksi dari kawasan berikat ini akan dialihkan ke pasar domestik, yang justru akan memperparah tekanan bagi industri konveksi di luar kawasan berikat," ujarnya.

Fenomena ini dikhawatirkan akan memperburuk situasi industri pakaian jadi secara keseluruhan, yang sudah berjuang melawan banjirnya produk impor.

"Industri tekstil dan pakaian jadi di Indonesia masih menderita dari sisi permintaan, terutama karena serbuan produk impor, baik yang legal maupun ilegal," kata Febri.

Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan peningkatan impor pakaian terjadi pada Juli 2024. Kenaikan volume impor pada pakaian jadi, khususnya HS 61 (pakaian rajutan) dan HS 62 (bukan rajutan), mengalami lonjakan masing-masing 55,46 persen dan 29,01 persen secara bulanan. 

Related Topics

    © 2024 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.