Mentan: 116 Ribu Hewan Ternak Terpapar Penyakit Mulut dan Kuku
173 kabupaten/kota masuk dalam zona paparan wabah PMK.
Jakarta, FORTUNE - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan ada 116 ribu ekor sapi terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK). Meski begitu, jumlah thewan yang terpapar jauh lebih sedikit dibandingkan total populasi sapi yang mencapai 18 juta ekor.
"Tapi tidak boleh sedikit pun kami lengah karena itu (penyakit) bisa langsung menyebar," kata Syahrul saat ditemui di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (10/6).
Berdasarkan perkembangan data terakhir, wilayah yang terpapar PMK mencapai 173 kabupaten/kota. Namun, dalam satu kabupaten/kota tidak semua hewan ternak di seluruh kecamatan atau desa itu terpapar PMK.
"Tetapi terpusat dari desa dan kecamatan. Jadi satu kecamatan bisa terdiri dari 10 kecamatan, mungkin hanya dua desa (yang terpapar PMK)," tutur Syahrul.
Lebih lanjut, pemerintah pusat telah memberikan peringatan kepada tiap daerah yang terpapar PMK agar tak mengeluarkan hewan ternak ke kawasan lain. Hal ini demi menekan risiko penyebaran PMK.
Pada awal Juni 2022, total hewan ternak yang terpapar PMK sebanyak 40 ribu ekor di 17 provinsi. Namun, jumlah itu masih kecil dibandingkan total populasi yang mencapai 30 juta.
"Populasi terkena PMK tersebut maish kurang lebih cuma 40 ribu saja dibandingkan dengan jumlah populasi dari 17 provinsi itu 30 juta," ucap Syahrul.
Pemerintah bentuk satgas wabah PMK
Syahrul mengatakan, pemerintah telah membentuk satuan tugas (satgas) penanganan wabah PMK. Satgas tersebut dibentuk berdasarkan wilayah yang masuk ke dalam zona terpapar PMK. Nantinya, satgas itu pun akan dibentuk sampai tingkat daerah paling kecil, sehingga, penanganan wabah PMK lebih maksimal.
“Satgas sudah jalan,” ujarnya.
Keputusan pembentukan satgas diambil usai melakukan rapat koordinasi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah yang dipimpin Menko Perekonomian Airlangga Hartarto pada Kamis (9/6).
Kementan menurutnya tekah mengambil langkah antisipasi seperti isolasi dan distribusi hewan ternak. Syahrul juga mengimbau agar isu PMK jangan menjadi konsumsi negatif bagi peternak.
"Kalau sekarang ini kami tidak jor-joran dengan publik kami takut ini akan menjadi konsumsi yang negatif bagi peternak kita yang sebenarnya masih sangat oke, semuanya masih bisa jalan," kata dia.
Impor vaksin untuk PMK
Di lain pihak, Mentan mengatakan vaksin untuk penanganan PMK pada hewan ternak akan mulai didatangkan pekan depan. Kementan akan mengimpor vaksin sebanyak 3 juta dosis dari berbagai negara, tanpa merinci asal negara vaksin tersebut.
Vaksin PMK akan diberikan kepada hewan ternak sehat yang berada di wilayah terpapar PMK. Artinya, hewan ternak yang telah terpapar penyakit mulut dan kuku tidak diberikan vaksin. “Kita persiapkan vaksin untuk itu,” ucap Syahrul.