Sri Mulyani: Defisit APBN 2024 Lebih Kecil dari Target
Penerimaan negara menunjukkan pemulihan signifikan.
Fortune Recap
- Menteri Keuangan Sri Mulyani melaporkan APBN 2024 ditutup dengan kondisi sehat dan prudent
- Defisit APBN jauh lebih rendah dari target awal, yakni 2,7 persen
- Penerimaan negara menunjukkan pemulihan signifikan pada semester kedua tahun 2024
Jakarta, FORTUNE - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melaporkan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2024 berhasil ditutup dengan kondisi yang sehat dan prudent. Defisit APBN tercatat jauh lebih rendah dari target awal, yakni sebesar 2,7 persen.
Dalam laporannya, Sri Mulyani mengungkapkan bahwa penerimaan negara menunjukkan pemulihan signifikan pada semester kedua. Meski masih berada di bawah target, penerimaan negara tumbuh dengan cukup baik dibandingkan tahun sebelumnya.
"APBN alhamdulillah 2024 kita tutup dengan jauh lebih baik dari apa yang kami laporkan pada semester 1 di DPR dan di Kabinet. Penerimaan negara di semester 2 sudah mulai pulih dan pada akhir tahun bahkan masih tumbuh meskipun tidak tinggi, tapi cukup decent untuk situasi yang begitu tidak mudah," kata Sri Mulyani dalam Peresmian Pembukaan Perdagangan BEI Tahun 2025 mewakili Presiden Prabowo Subianto, Kamis (2/1).
Belanja tinggi untuk prioritas nasional
Sri Mulyani menjelaskan bahwa belanja negara sepanjang 2024 tumbuh signifikan untuk berbagai prioritas nasional. Selain belanja rutin, APBN juga digunakan untuk mendukung kebutuhan pemilu, pilkada, percepatan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), serta mitigasi dampak fenomena El Niño.
"Belanja dilakukan cukup besar, seperti untuk pemilu, pilkada, pembangunan IKN yang diakselerasi, tambahan bantuan sosial, dan belanja ketahanan pangan seperti pupuk dan pompa air. APBN turut memitigasi dampak dan tekanan di masyarakat," ujarnya.
Belanja kementerian dan lembaga bahkan mencatat pertumbuhan double digit, sedangkan belanja keseluruhan tumbuh lebih dari 6 persen.
Defisit lebih kecil dari prediksi awal
Salah satu sorotan utama dalam laporan tersebut adalah realisasi defisit APBN yang lebih rendah dari prediksi awal. Sri Mulyani menyebutkan bahwa defisit ini jauh lebih kecil dibandingkan proyeksi semester pertama, bahkan mendekati undang-undang APBN awal.
"Defisit APBN 2024 jauh lebih kecil dari laporan semester 1 yang diprediksikan 2,7 persen. Artinya, APBN kita tutup di tahun 2024 dengan relatif sehat dan aman," ujarnya.
Sayangnya, Sri Mulyani enggan mengungkapkan besaran defisit tersebut. Namun, pada November 2024, posisi defisit sebesar Rp401,8 triliun atau 1,81 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Sri Mulyani menegaskan bahwa pencapaian ini menjadi modal penting bagi pemerintah untuk menghadapi tahun 2025. Ia juga menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang turut berkontribusi dalam pengelolaan ekonomi, termasuk Bank Indonesia, OJK, LPS, dan seluruh jajaran kabinet.
"Kami memahami bahwa mengelola ekonomi bukan tanggung jawab satu institusi, apalagi satu orang. Oleh karena itu, pemerintah berterima kasih kepada seluruh komponen yang telah mendukung pengelolaan APBN dengan baik," tuturnya.