NEWS

Mentan RI: Swasembada Pangan Terancam Jika Gabah Tak Optimal

Bulog harus menyerap gabah dari petani dengan maksimal.

Mentan RI: Swasembada Pangan Terancam Jika Gabah Tak OptimalPetani merontokan bulir padi hasil panen raya di Desa Samahani, Kecamatan Kuta Malaka, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Minggu (10/4/2022). ANTARA FOTO/Ampelsa/nym.
16 January 2025

Fortune Recap

  • Mentan RI Andi Amran Sulaiman menegaskan pentingnya serap gabah untuk mencapai swasembada pangan.
  • Harga pembelian gabah di bawah HPP dapat menyebabkan kerugian besar hingga Rp25 triliun bagi petani.
  • Bulog harus melakukan penyerapan gabah milik petani secara maksimal dengan harga minimal Rp6.500 per kilogram.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Menteri Pertanian Republik Indonesia (Mentan RI), Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa target Swasembada Pangan dapat terancam atau bermasalah jika Perum Bulog tak mampu menyerap Gabah milik petani secara maksimal. Dengan ketentuan harga pembelian pemerintah (HPP) sebesar Rp6.500 per kg.

“Yang paling penting hari ini adalah serap gabah sebagai kunci untuk swasembada. Kenapa? Karena serap gabah bermasalah, target swasembada juga akan terancam,” ungkap Amran dalam keterangannya, Rabu (15/1).

Kemudian dia menjelaskan pembelian gabah sebesar Rp5.500 seperti yang terjadi saat ini di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bisa menyebabkan kerugian besar hingga Rp25 triliun. Hal itu karena terdapat selisih sebesar Rp1.000 per kg dari HPP, yakni Rp6.500 per kg.

“Selisih Rp1.000 itu besar karena rencana target panen kita 25 juta ton. Artinya apa? Petani bisa kehilangan pendapatan petani hingga Rp25 triliun,” kata Amran.

Dia menuturkan bahwa selisih Rp1.000 tersebut didapatkannya dari mendengar langsung dari petani di Kab. Bantul.

“Artinya apa? Kalau selama 4 bulan ini panen puncak harganya dibawah HPP, ini bisa berdampak pada kerugian,” sambung Amran.

Selain itu, lanjut dia, anggaran sektor pangan yang diberikan negara untuk membantu petani dapat habis dengan sia-sia. Oleh karena itu, jalan satu-satunya yang harus dilakukan saat ini adalah Bulog harus melakukan penyerapan gabah milik petani secara maksimal.

Menurut Amran, Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp145 triliun bakal sia-sia jika serapannya sebesar Rp5.500. Dia pun menyebut peran Bulog sangat strategis di sini dan mereka harus kerja keras untuk menyerap gabah petani karena ini merupakan perintah Presiden RI Prabowo Subianto yang tak bisa ditawar.

“Wajib diserap selama gabah ada dan tidak boleh di bawah Rp6.500,” kata Amran.

Dia menambahkan, sejauh ini pemerintah telah memberikan pelbagai bantuan serta fasilitas sarana-prasarana produksi yang cukup masif. Di antaranya kenaikan volume pupuk yang mencapai 9,5 juta ton dan bantuan benih, serta normalisasi irigasi yang dikerjakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum (PU) RI.

“Alhamdulillah sekarang ini irigasi selesai, traktor, benih, pengolahan tanah, pupuk juga sudah dibereskan. Jadi tinggal serap gabah yang perlu dilakukan,” pungkas Amran.

Related Topics

    © 2025 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.