BPS: Nilai Tukar Petani November 2024 Naik 0,49 Persen
Kenaikan dipengaruhi subsektor holtikultura dan perkebunan.
Fortune Recap
- Naiknya Indeks Harga yang Diterima Petani (It) dipengaruhi oleh kelapa sawit, bawang merah, karet, dan tomat.
- NTP Bengkulu mencatat kenaikan tertinggi sebesar 4,79 persen, sementara NTP Gorontalo turun sebesar 2,64 persen dibandingkan dengan provinsi lainnya.
Jakarta, FORTUNE - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Nilai Tukar Petani (NTP) secara nasional pada November 2024 sebesar 121,29 atau naik 0,49 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar 120,70.
Plt Kepala BPS, Amalia Adiniggar Widyasanti, mengatakan peningkatan ini terjadi karena kenaikan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) sebesar 0,86 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) sebesar 0,37 persen.
"Komoditas yang dominan memengaruhi kenaikan indeks harga yang diterima petani adalah kelapa sawit, bawang merah, karet dan tomat," ujar Amalia dalam konferensi pers, Senin (2/12).
Secara subsektoral, peningkatan NTP pada November 2024 dipengaruhi oleh naiknya NTP pada dua subsektor pertanian, yaitu tanaman hortikultura sebesar 3,46 persen dan tanaman perkebunan rakyat sebesar 2,99 persen.
Namun, tiga subsektor lainnya justru mengalami penurunan, yaitu tanaman pangan sebesar 1,78 persen, peternakan sebesar 0,16 persen, dan perikanan sebesar 0,26 persen.
Sementara itu, kenaikan It sebesar 0,86 persen menjadi 146,82 disebabkan oleh kenaikan It pada tiga subsektor pertanian, yakni tanaman hortikultura sebesar 3,85 persen, tanaman perkebunan rakyat sebesar 3,35 persen, dan peternakan sebesar 0,05 persen.
Namun, It pada dua subsektor lainnya mengalami penurunan, yaitu tanaman pangan sebesar 1,35 persen dan perikanan sebesar 0,01 persen.
Kemudian, Indeks Harga yang Dibayar oleh Petani (Ib) mencerminkan fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat perdesaan, khususnya petani, serta harga barang dan jasa yang diperlukan untuk produksi hasil pertanian.
Pada November 2024, Ib yang naik sebesar 0,37 persen menjadi 121,04 disebabkan peningkatan pada seluruh subsektor pertanian, yaitu tanaman pangan sebesar 0,44 persen, tanaman hortikultura sebesar 0,38 persen, tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,35 persen, peternakan sebesar 0,21 persen, dan perikanan sebesar 0,24 persen.
Berdasarkan wilayah, NTP Bengkulu mencatat kenaikan tertinggi sebesar 4,79 persen, sementara NTP Gorontalo mengalami penurunan terbesar dengan 2,64 persen dibandingkan dengan provinsi lainnya.
Pada bulan sama, Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) di Indonesia mengalami kenaikan 0,52 persen. Kenaikan ini terutama didorong oleh peningkatan indeks pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau.
Selain itu, Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) nasional mencapai 123,77, naik 0,80 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya.