Bulog Sudah Impor 2,76 Juta Ton Beras Hingga Oktober 2024
Bulog akan gelontorkan ratusan ribu ton beras SPHP.
Fortune Recap
- Realisasi pengadaan beras dalam negeri mencapai 978.322 ton dengan stok saat ini sebesar 1,564 juta ton.
- Bulog akan menggelontorkan ratusan ribu ton beras ke pasar untuk stabilitas harga pangan di triwulan IV-2024.
Jakarta, FORTUNE - Kepala Divisi Hubungan Kelembagaan Perum Bulog, Epi Sulandari, mengatakan pihaknya telah mengImpor Beras sebesar 2,76 juta ton dari total kontrak impor beras per 6 Oktober 2024.
Pengadaan beras luar negeri yang berasal dari Thailand, Vietnam, Pakistan, Myanmar, dan Kamboja tersebut setara dengan 77,65 persen dari total kontrak impor sebesar 3,55 juta ton pada tahun ini.
Sementara itu, realisasi pengadaan beras dalam negeri mencapai 978.322 ton, terdiri realisasi cadangan beras dalam negeri sebesar 637.315 ton atau 106,22 persen dari target awal, dan pengadaan beras komersial mencapai 341.007 ton atau 113,67 persen dari target.
Pengadaan beras dalam negeri ini dilakukan melalui saluran sentra penggilingan beras Bulog, tim jemput gabah beras dan mitra penggilingan. Adapun posisi stok beras saat ini adalah 1,564 juta ton.
"Ini di atas jumlah yang dimintakan untuk diperoleh Bulog 1,2 juta ton. Terdiri dari stok CBP (cadangan beras pemerintah) 1,3 juta ton dan stok komersial 231.000 ton," ujarnya dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian Inflasi, Senin (7/10).
Selain beras, Bulog juga memiliki stok minyak goreng dengan volume mencapai 4,8 juta liter atau 4.800 kilo liter.
"Jumlah ini sudah kita salurkan ke seluruh Indonesia dan bagi daerah-daerah yang mengalami kenaikan harga beras kami akan tetap perhatikan posisi stoknya. Apabila terjadi kekurangan stok, maka segera kami minta kanwil dan daerah untuk memperbanyak pengadaan," ujarnya.
Epi juga menjelaskan bahwa perusahaannya akan menggelontorkan ratusan ribu ton beras ke pasar dalam rangka stabilitas harga pangan pada triwulan IV-2024.
Dengan mempertimbangkan perkembangan harga yang akan terjadi pada akhir tahun, Bulog akan melakukan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sebesar 100.000 ton beras pada bulan ini, disusul 124.000 ton pada November dan 144.000 ton pada Desember.
"Ini kita laksanakan di Indonesia, termasuk di daerah-daerah kabupaten/kota yang mengalami kenaikan harga," ujarnya.
Sejauh ini, lanjutnya, Bulog telah melakukan intervensi untuk pengendalian harga beras di sejumlah daerah. Di Kabupaten Bombana, yang mengalami kenaikan harga pekan lalu misalnya, Bulog melakukan kegiatan gerakan pangan murah berkeliling dari satu kelurahan ke kelurahan lainnya.
"Kemudian, ada beberapa daerah yang sudah memiliki kios pemantau atau distribution center di pasar-pasar yang banyak mempengaruhi inflasi di daerah tersebut, untuk dapat diisi dengan beras SPHP maupun produk pangan lainnya yang dimiliki Bulog sehingga masyarakat dapat mencari produk tersebut," katanya.
"Seperti misalnya di Madiun ada warteg inflasi, kemudian di Probolinggo ada Bulog Siaga dan beberapa daerah lainnya uang mengalami kenaikan harga. Jadi, selain kita melaksanakan hal yang bersifat rutin kita juga kami meningkatkan jumlah pasokan beras di pasar untuk menjadi penyeimbang sehingga harga bisa dikendalikan," ujarnya.
Dengan demikian, jumlah SPHP sampai 6 Oktober 2024 telah mencapai 1,154 juta ton. Angka realisasi triwulan III-2024 ini naik sebesar 41,2 persen dibandingkan dengan triwulan II-2024.
"Proporsinya sebagian besar adalah kepada pengecer. Jadi, ini kita sudah bersama dinas pangan melakukan peningkatan atau penambahan SPHP sehingga dari Bulog menuju langsung ke konsumsen," ujarnya.